F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-356: Bab 31 ~ Pembahasan Hadits Abu Abbas Sahl bin Saad As-Saidi

Audio ke-356: Bab 31 ~ Pembahasan Hadits Abu Abbas Sahl bin Sa'ad As-Saidi
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-619
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SENIN, 05 Rabi'ul Awwal 1446 H / 09 September 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/16C0DqqLxtpFoCgGULy7gagX452bQjujK/view?usp=sharing

Audio ke-356: Bab 31 Mengadakan Perdamaian di antara Umat Manusia ~ Pembahasan Hadits Abu Abbas Sahl bin Sa'ad As-Saidi Radhiyallahu 'Anhu


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Pada kesempatan kali ini, kita akan melanjutkan kajian kita tentang bagaimana memperbaiki hubungan di antara saudara-saudara kita, mendamaikan orang-orang yang bertikai, karena pertikaian kadang kala tak terhindarkan.

Na'am, silakan.

وَعَنْ أَبِيْ الْعَبَّاسِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ بَلَغَهُ أَنَّ بَنِي عَمْرُو بْنِ عَوْفٍ كَانَ بَيْنَهُمْ شَرٌّ ، فَخَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ يُصْلِحُ بَيْنَهُمْ فِيْ أُنَاسٍ مَعَهُ ، فَحُبِسَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ ، وَحَانَتِ الصَّلَاةُ ، فَجَاءَ بِلَالٌ إِلَى أََبِيْ بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، فَقَالَ : يَا أَبَا بَكْرٍ! إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ قَدْ حُبِسَ ، وَحَانَتِ الصَّلاةُ ، فَهَلْ لَكَ أَنْ تَؤُمَّ النَّاسَ؟ قَالَ : نَعَمْ ؛ إِنْ شِئْتَ ، فَأََقَامَ بِلَالٌ الصَّلَاةَ ، وَتَقَدَّمَ أََبُوْ بَكْرٍ ، فَكَبَّرَ ، وَكَبَّرَ النَّاسُ ، وَجَاءَ رَسْوْلُ اللهِ ﷺ يَمْشِيْ فِي الصُّفُوْفِ ، حَتَّى قَامَ فِي الصَّفِّ ، فَأَخَذَ النَّاسُ فِي التَّصْفِيقِ ؛ وَكَانَ أَبُوْ بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ لَا يَلْتَفِتُ في صَلَاتِهِ ، فَلَمَّا أَكْثَرَ النَّاسُ التَّصْفِيقَ ، الْتَفَتَ ، فَإِذَا رَسُوْلُ اللهِ ﷺ ، فَأَشَارَ إِلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ ، فَرَفَعَ أَبُوْ بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَدَهُ ، فَحَمِدَ اللهَ ، وَرَجَعَ الْقَهْقَرَى وَرَاءَهُ ، حَتَّى قَامَ فِي الصَّفِّ ، فَتَقَدَّمَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ ، فَصَلَّى لِلنَّاسِ ، فَلَمَّا فَرَغَ ؛ أََقْبَلَ عَلَى النَّاسِ ، فَقَالَ : ❲ أَيُّهَا النَّاسُ! مَا لَكُمْ حِيْنَ نَابَكُمْ شَيْءٌ فِي الصَّلَاةِ أَخَذْتُمْ في التَّصْفِيقِ؟! إِنَّمَا التَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ ، مَنْ نَابَهُ شَيْءٌ فِي صَلَاتِهِ ، فَلْيَقُلْ : سُبْحَانَ اللهِ ؛ فَإِنَّهُ لَا يَسْمَعُهُ أَحَدٌ حِينَ يَقُولُ : سُبْحَانَ اللهِ ، إِلَّا الْتَفَتَ ، يَا أَبَا بَكْرٍ! مَا مَنَعَكَ أَنْ تُصَلِّيَ بِالنَّاسِ حِينَ أَشَرْتُ إِلَيْكَ؟! ❳ ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ : مَا كَانَ يَنْبَغِي لِابْنِ أَبِي قُحَافَةَ أَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ بَيْنَ يَدَي رَسُوْلِ اللهِ ﷺ! ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Abbas, Sahl bin Sa'ad As-Saidi radhiyallahu 'anhu, suatu hari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mendengar berita tentang persengketaan di kalangan Bani Amr bin Auf. Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke sana bersama beberapa sahabat untuk dapat mendamaikan mereka. Setelah mendamaikan dua pihak yang berselisih, Beliau ditahan untuk dijamu, sedangkan waktu shalat telah tiba. Maka Bilal mendatangi Abu Bakar radhiyallahu 'anhu dan berkata, "Wahai Abu Bakar, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ditahan (dijamu), sedangkan waktu shalat telah tiba. Bagaimana jika engkau saja yang menjadi imam bagi orang-orang?" Abu Bakar kemudian menjawab, "Baiklah, jika demikian yang kamu kehendaki." Bilal lalu mengumandangkan iqamah shalat dan Abu Bakar lantas maju ke depan, sesudah itu dia bertakbir yang diikuti oleh para makmum.

Tidak lama berselang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berjalan di sela-sela shaf, lantas Beliau berdiri pada shaf pertama. Kemudian orang-orang bertepuk tangan, tetapi Abu Bakar tetap tidak menoleh di dalam shalatnya itu. Setelah orang-orang ramai bertepuk tangan, Abu Bakar pun menoleh dan melihat kehadiran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Beliau Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat kepadanya supaya meneruskan shalatnya (tetap menjadi imam). Tetapi Abu Bakar radhiyallahu 'anhu mengangkat tangannya sambil memanjatkan pujian kepada Allah dan melangkah mundur, sehingga dia berdiri di dalam shaf. Lantas Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam maju untuk mengimami orang-orang.

Seusai shalat, Beliau Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menghadap kepada manusia (para sahabatnya radhiyallahu 'anhum) seraya berseru, "Wahai sekalian manusia, mengapa ketika terjadi sesuatu di dalam shalat tadi, kalian bertepuk tangan? Sesungguhnya bertepuk tangan adalah khusus untuk kaum wanita. Barang siapa dari kaum laki-laki mengalami sesuatu di dalam shalatnya, maka hendaklah dia mengucapkan, 'Subhanallah' (Maha Suci Allah Subhanahu wa Ta'ala). Sesungguhnya tidaklah didengar oleh seseorang sewaktu dia menjadi imam mengucapkan 'Subhanallah' melainkan dia pasti akan menoleh. Hai Abu Bakar, apakah yang menghalangimu untuk terus mengimami orang-orang pada saat aku telah memberi isyarat kepadamu?" Maka Abu Bakar menjawab, "Tidak sepantasnya putra Abu Quhafah mengimami orang-orang di hadapan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam."
(Muttafaqun 'alaih)

Barakallahu fiik.

Ahibbaty fillah.
Kita lihat bagaimana pertikaian itu, percekcokan, juga terjadi di masa para sahabat Nabi. Sehingga kita bisa mengambil pelajaran tentang bagaimana menyelesaikannya.

Abul Abbas Sahl bin Saad As-Sa'idi radhiyallahu Ta'ala anhu meriwayatkan, bahwa tatkala Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mendengar terjadinya cekcok, terjadinya benih-benih buruk di kalangan Bani Amr bin Auf (Bani Amr bin Auf ini tinggalnya di Quba), dari kota Madinah dari masjid Nabawi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menuju ke arah selatan, menuju ke Quba.

Maka alhamdulillah, keberadaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sangat disambut oleh orang-orang Anshar, yakni orang-orang yang dari Bani Amr bin Auf. Sampai sana Nabi memperbaiki hubungan di antara mereka. Mungkin kejadiannya, Nabi berangkat setelah shalat Dzuhur. Akhirnya Beliau mau pulang, enggak bisa pulang karena dijamu untuk makan.

Dulu masyaaAllah Jamaah, orang itu kalau lapar, enggak punya duit, masih bisa makan. Bagaimana caranya? Ya sudah, bertamu. Mereka akan dijamu dan akan dimuliakan.

Sedangkan waktu Ashar sudah masuk. Ketika waktu Ashar masuk, Bilal adzan. Selesai adzan, menunggu Rasulullah balik. Karena kita tidak boleh mengimami di masjid yang ada imam rawatibnya, kecuali imam rawatibnya berhalangan.

Karena ditunggu-tunggu sama Bilal enggak balik-balik, maka dia ngomong sama Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu, seperti yang dia ucapkan.

يَاأَبَا بَكْرٍ! إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ قَدْ حُبِسَ ، وَحَانَتِ الصَّلَاةُ ، فَهَلْ لَكَ أَنْ تَؤُمَّ النَّاسَ؟

Ini sudah masuk waktu shalat, Nabi belum balik. Apakah engkau mau mengimami orang?

Maka akhirnya Abu Bakar Ash-Shiddiq maju dan beliau bertakbir, dan orang-orang bertakbir ikut takbirnya beliau. Dalam posisi seperti ini, ternyata Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam telah sampai ke kota Madinah, sampai ke masjid Nabawi. Maka Nabi jalan di antara shaf-shaf tersebut, sampai di shaf pertama.

Maka kemudian orang-orang, ya.. ketika Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam sampai di shaf, tahu-tahu orang-orang pada bertepuk tangan. Artinya tepuk tangan, mengingatkan Abu Bakar kalau imam rawatibnya sudah datang. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sudah datang.

Maka Abu Bakar pada tepuk tangan enggak menoleh. Setelah mereka banyak kali bertepuk tangan, akhirnya Abu Bakar menoleh. Ternyata di belakangnya ada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika Abu Bakar mau mundur, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memberikan isyarat, Tetap, engkau imam, aku makmum. Abu Bakar memuja Allah 'Azza wa Jalla, tapi beliau tetap memilih untuk pindah, yakni minta Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam untuk yang maju, dia tetap menjadi makmum.

Selesai shalat, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan kepada para sahabatnya,

❲ أَيُّهَا النَّاسُ! ❳
Wahai umat manusia!

❲ مَا لَكُمْ حِيْنَ نَابَكُمْ شَيْءٌ فِي الصَّلَاةِ أَخَذْتُمْ في التَّصْفِيقِ؟! ❳

Kenapa kalian kalau terjadi sesuatu di shalat itu, kalian sibuk tepuk tangan?!

Karena orang-orang kafir jahiliyah, mereka tidak tahu bagaimana mengagungkan Allah kecuali dengan tepuk tangan dan suara mulut. Maka diriwayatkan bahwa Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam ketika mengatakan itu, Beliau menjelaskan kepada para sahabatnya,

❲ فَلْيَقُلْ : سُبْحَانَ اللهِ ❳

Kalau kalian lupa sesuatu, hendaklah mengatakan, "Subhanallah, subhanallah."

Biasanya imam itu kalau terlalu banyak "subhanallah" di belakang, dia akan menoleh.

Maka hendaklah seorang muslim ketika imamnya salah, kalau dia laki-laki dia mengatakan "subhanallah" tapi kalau perempuan, dia cukup ber-tashfiq (bertepuk tangan).

Thayyib. Ini adab.
Jadi dalam satu majelis, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan beberapa adab.

Kemudian ketika ditanya, Kenapa engkau enggak melanjutkan shalat, kok malah mundur, minta aku melanjutkan shalat? Kata Abu Bakar, Ya.. enggak pantaslah anaknya Abu Quhafah (tidak menyebutkan "Abu Bakar").
Enggak pantas tuh anaknya Abu Quhafah untuk shalat jadi imam, sedangkan di hadapan mereka ada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.

Maka, begitu para sahabat mengagungkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Apakah kita sudah sampai tingkatan seperti itu?

Jadi babnya ini, kita lihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ketika mendengarkan informasi ada orang-orang yang bercekcok, yang berantem, Beliau berangkat menuju ke sana. Beliau tidak membiarkannya, dengan harapannya ada masalah-masalah yang terkadang orang itu ego (egois). Ketika bapak mertuanya yang minta untuk dimaafkan, Enggak ada maaf! Tapi dengan berjalannya waktu, kadang kala laki-laki itu akhirnya menyesal.

Barakallahu fiikum.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+