F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-141: Pembahasan tentang Redaksi Bacaan Tasyahud ~ Riwayat Ibnu Umar dan Abu Musa Al-Asyari

Audio ke-141: Pembahasan tentang Redaksi Bacaan Tasyahud ~ Riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-174
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SENIN, 06 Jumadil Awwal 1445 H / 20 November 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani Rahimahullah

💽 Audio ke-141: Pembahasan tentang Redaksi Bacaan Tasyahud ~ Riwayat Ibnu Umar dan Abu Musa Al-Asy'ari Radhiyallahu 'Anhuma

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ.

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus kitab yang ditulis oleh Asy Syekh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

Kita sudah sampai pada tasyahud, bahwa tasyahud merupakan sesuatu yang menjadi rukun shalat. Tasyahud awal wajib, sedangkan tasyahud akhir dia merupakan rukun shalat. Tasyahud awal wajib karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dahulu memerintahkannya. Kemudian di salah satu keadaan, Beliau pernah lupa melakukan tasyahud awal dan Beliau ganti dengan sujud sahwi. Ini menunjukkan bahwa tasyahud awal sesuatu yang diwajibkan di dalam shalat, sehingga ketika ditinggalkan harus diganti dengan sujud sahwi. Adapun tasyahud akhir, maka ini merupakan rukun shalat. Kalau tidak dilakukan, maka shalat menjadi tidak sah dan tidak bisa diganti dengan sujud sahwi.

Dan tasyahud ini mempunyai banyak redaksi dalam bacaannya. Kalau kita kumpulkan redaksi-redaksi yang sahih, minimal ada enam.

Ada enam redaksi dalam tasyahud:
  1. Ada tasyahudnya sahabat Umar Ibnu Khattab radhiyallahu Ta'ala 'anhu.
  2. Ada tasyahudnya sahabat Ibnu Umar radhiyallahu Ta'ala 'anhuma.
  3. Ada tasyahudnya sahabat Ibnu Mas'ud radhiyallahu Ta'ala 'anhu.
  4. Ada tasyahudnya sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu Ta'ala 'anhuma.
  5. Ada tasyahudnya Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu Ta'ala 'anhu.
  6. Ada juga tasyahudnya ibunda kita Aisyah radhiyallahu Ta'ala 'anha.
Ini minimal ya, ada enam riwayat tasyahud yang sahih. Dan ketika kita mendapati riwayat-riwayat yang sahih tentang bacaan-bacaan di dalam shalat, maka kita boleh membaca salah satunya.

3. Tasyahudnya sahabat Ibnu Umar radhiyallahu Ta’ala 'anhuma.

[ اَلتَّحِيَّاتُ لِله وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ، اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللّٰهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا اللّٰهِ ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ]

At-tahiyyaatu lillaah, wash-shalawaatu wath-thayyibaat. As-salaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. As-salaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shaalihiin. Asyhadu al-laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh
Audio ke-141: Pembahasan tentang Redaksi Bacaan Tasyahud ~ Riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma

4. Tasyahudnya sahabat Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu Ta’ala 'anhu.

Beliau pernah mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengatakan di dalam hadits yang menjelaskan tentang shalat,
Audio ke-141: Pembahasan tentang Redaksi Bacaan Tasyahud ~ Riwayat Abu Musa Al-Asy'ari Radhiyallahu 'Anhuma
❲ وَإِذَا كَانَ عِنْدَ الْقَعْدَةِ ، فَالْيَكُنْ مِنْ أَوَّلِ قَوْلِ أَحَدِكُمْ : ❳
"Apabila salah seorang dari kalian dalam posisi duduk (maksudnya duduk tasyahud) maka hendaklah yang pertama kali diucapkan oleh dia adalah bacaan ini"
(ini bacaan tasyahud)

[ اَلتَّحِيَّاتُ الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ لِله ، اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ، اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللّٰهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا اللهُ ، ]

(Dalam satu riwayat sampai di sini; dalam riwayat lain ada tambahan wahdahu laa syariika lah
[ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ]

➭Berarti dalam riwayatnya sahabat Ibnu Umar radhiyallahu Ta'ala 'anhuma)

[ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ]

At-tahiyyaatuth-thayyibaatush-shalawaatu lillaah. As-salaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. As-salaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shaalihiin. Asyhadu al-laa ilaaha illallaah, (wahdahu laa syariika lah) wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh
Audio ke-141: Pembahasan tentang Redaksi Bacaan Tasyahud ~ Riwayat Abu Musa Al-Asy'ari Radhiyallahu 'Anhuma
Kemudian Beliau dalam riwayat lain mengatakan,

[ سَبْعُ كَلِمَاتٍ هُنَّ تَحِيَّةُ الصَّلَاةِ ]
"Inilah tujuh kalimat yang itu merupakan tahiyyatnya shalat"
Maksudnya bacaan tahiyyat di dalam shalat, ada tujuh kalimat. Tujuh kalimat itu:
Attahiyyat [ اَلتَّحِيَّاتُ ]
At-thayyibaat [ الطَّيِّبَاتُ ]
Ash-shalawaatu lillah [ الصَّلَوَاتُ لِله ]

Ini dianggap tiga karena sebenarnya kalimatnya kalau kita jabarkan/kita urai, sebenarnya kalimatnya:
At-tahiyyaatu lillaahi [ اَلتَّحِيَّاتُ لِله ]
Ash-shalawaatulillaah [ الصَّلَوَاتُ لِله ]
At-thayyibaatu lillaah [ الطَّيِّبَاتُ لِله ]

Sehingga kalau disusun dengan susunan seperti ini kelihatannya satu, tapi sebenarnya tiga.

Di sini [ اَلتَّحِيَّاتُ الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ لِله ] At-tahiyyaatuth-thayyibaatush-shalawaatu lillaah kalau dijabarkan, bisa:
  1. At-tahiyyaatu lillaahi [ اَلتَّحِيَّاتُ لِله ]
  2. At-thayyibaatu lillaah [ الطَّيِّبَاتُ لِله ]
  3. Ash-shalawaatu lillaah [ الصَّلَوَاتُ لِله ] Sehingga dianggap tiga. Sudah yang ketiga.
  4. As-salaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh [ اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ ]
  5. As-salaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shaalihiin [ اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللّٰهِ الصَّالِحِيْنَ ]
  6. Asyhadu al-laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariikalah [ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ]
  7. Wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh [ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ]
Beliau katakan, "Itulah tujuh kalimat yang merupakan bacaan tahiyyat dalam shalat." Agar orang ingat; untuk memudahkan kita mengingat-ingat. Harus ada tujuh. Kalau masih enam berarti ada yang kurang.

Dan metode seperti ini sering dipakai oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dalam menyampaikan sesuatu. Dan orang Arab biasa seperti itu. Ketika menyampaikan sesuatu, untuk memudahkan agar diingat, maka disebutkan bilangannya. Kadang-kadang bilangan tersebut bukan untuk pembatasan, tapi untuk.. ya agar orang itu ingat bahwa jumlahnya itu ada bilangan tertentu.

Seperti misalnya,

❲ كَلِمَتَانِ حَبِيْبَتَانِ عِنْدَ الرَّحْمَنِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّيْسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ ❳
"Ada dua kalimat yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Pengasih. Dua kalimat tersebut ringan di lisan tapi berat di timbangan."
[ سُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللّٰهِ الْعَظِيْمِ ]
Subhaanallaahi wa bihamdih, subhaanallaahil 'adzhiim
(Maha Suci Allah, aku memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung, -ed)
Jadi orang ketika mendengar, "Ada dua kalimat ...", ohh berarti di sana harus ada dua kalimat, sehingga orang yang mendengar akan menghafal dua kalimat tersebut dan akan memudahkan mereka untuk mengingatnya.

Ini juga dipakai oleh sahabat Abu Musa Al-Asy’ari ketika menyebutkan tahiyyatnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang diajarkan kepada beliau. Ada tujuh kalimat, yang tujuh kalimat itu merupakan bacaan tahiyyat dalam shalat.

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+