📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-638
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 JUM'AT, 01 Rabi'ul Akhir 1446 H / 04 Oktober 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1Z-j3SOMDIQAnnH7q91azOw2N7zxI2R2i/view?usp=sharingAudio ke-375: Bab 33 Berlemah Lembut kepada Anak Yatim, Anak-Anak Perempuan, Orang-Orang yang Lemah, Orang-Orang yang Miskin, Orang-Orang yang sedang Retak Hatinya, dan Bagaimana Berbuat Baik kepada Mereka, Menyayangi Mereka, kemudian Tawaduk (Rendah Hati) kepada Mereka ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.
Kita lanjutkan kajian kita.
وَعَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : ❲ لَيْسَ الْمِسْكِينُ الَّذِي تَرُدُّهُ التَّمْرَةُ وَالتَّمْرَتَانِ ، وَلاَ اللُّقْمَةُ واللُّقْمَتَانِ ؛ إِنَّمَا الْمِسْكِينُ الَّذِيْ يَتَعَفَّفُ ❳ . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْه.
Darinya, Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dia menuturkan, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Orang miskin bukanlah orang berkeliling yang meminta-minta dua butir kurma atau bukan pula orang yang meminta-minta satu atau dua suap makanan. Orang miskin yang sesungguhnya itu adalah orang yang bisa menjaga kehormatan diri'."(Muttafaqun 'alaih)
Na'am.
Ini bicara orang miskin yang kita diperintahkan untuk sayang sama mereka, tawaduk, membantu mereka, mengasihi mereka.
Siapa sih orang miskin itu?
Maka Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam memberikan penjelasan kepada kita bahwa ada manusia-manusia yang miskin yang kita seharusnya peduli sama mereka. Yang jadi masalah, mereka ini enggak minta-minta sehingga kita kasih. Mereka juga enggak kelihatan kalau miskin, mereka berusaha menyembunyikan hal itu. Mereka orang yang sabar, sehingga enggak ketahuan juga itu orang kalau miskin.
Terkadang kita berpikir orang miskin yang minta-minta itu. Bisa jadi yang minta-minta itu orang kaya. Dia minta bukan karena boleh dalam Islam. [ السُّؤَالُ ] boleh; mengemis dalam Islam itu boleh. Kapan? Dalam kondisi terpaksa, darurat. Kalau orang ini halal makan bangkai, halal dia minta-minta. Sudah terpaksa, sudah. Bukan untuk gaya hidup, bukan! Tapi memang untuk hidup. Itu kalau bicara minta.
Tapi, ada orang-orang yang tidak minta-minta. Ya Allah.. ya... Kita ini kadang kala low respond. Bukan low respond ya, enggak sensitif. Ketika lihat orang baik sama kita ya, masyaaAllah, masyaaAllah ya. Ana kadang kala ngomong sama istri ana. Ada orang-orang yang baik sama kita, dia kadang kala bawa sesuatu, ana ngomong sama istri ana, Dia itu miskin, perhatikan dia! Dia itu enggak mampu, tapi enggak pernah menunjukkan diri.
Maka tugas kita tidak sekadar membantu orang yang minta-minta, tapi kita perlu mencari tahu orang-orang miskin yang sebenarnya. Yang sebenarnya dia itu benar-benar miskin, tapi enggak kelihatan.
Bahkan Allah 'Azza wa Jalla menyebutkan tentang orang-orang yang seperti itu.
{ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ اَغْنِيَآءَ مِنَ التَّعَفُّفِ }
Di surah Al-Baqarah ayat 273 Allah mengatakan, Orang-orang mengira dia, mengira mereka ini orang kaya. Kenapa? Karena enggak pernah minta-minta dia. Sabar.
Dan bagi yang miskin, hendaklah dia sabar, menahan diri, jangan bergantung sama manusia. Bergantung sama Allah 'Azza wa Jalla, terus dekatkan diri sama Allah 'Azza wa Jalla! Usaha, bekerja, tapi jangan minta-minta. Terpaksa? Ya lain lagi terpaksa. Tapi jangan kemudian kita ini yang kondisinya susah, lalu bergantung sama manusia.
Kita tahu,
❲ اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى ❳
"Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah."
Sampai ada kisah, ada sebagian ulama yang mereka sudah kehabisan bekal. Dulu kan mereka ketika belajar hadits, berangkat ke tempat ini, ke kota ini. Enggak seperti sekarang, orang bisa online, Jamaah. Orang bisa ngaji online. Subhanallah.
Dulu ulama harus jalan kaki. Yang punya kendaraan naik kendaraan, kendaraannya pun harus dikasih makan. Berat buat mereka. Pernah kejadian ada tiga atau empat ulama, sampai masjid mereka sudah enggak punya bekal. Mereka kehabisan bekal. Dikatakan, Sudah, siapa nih yang tugas cari makan?
Gimana caranya?
Ya terserah! Sudah, mau minta, mau apa, sudah, sudah enggak punya apa-apa. Akhirnya satu yang terpilih untuk minta-minta, untuk cari makanan.
Ya sudah, dia enggak mau, yang lainnya enggak mau tahu urusan bagaimana mencarinya, yang penting kita gantian. Dia terpilih, entah mungkin dengan dilotre pada waktu itu. Maka ketika nama dia keluar, dia ambil wudhu, dia shalat. Shalat dia, Jamaah. Teruus.. shalat dia, teruus.. dia minta sama Allah 'Azza wa Jalla.
Tahu-tahu, enggak berapa lama datang utusan dari kerajaan, dari kegubernuran pada waktu itu mungkin, datang. Waktu itu bawa uang. Ini siang-siang kalau enggak salah, pas waktu tidur siang. Datang, Engkau Fulan! Kata dia. Iya! kata dia. Ini, kata dia, Ini ada fulus, aku disuruh ngasihin sama penguasanya (pada waktu itu), kalau habis minta kasih tahu lagi nanti, kata dia.
Apa yang terjadi, Jamaah? Itu penguasanya mimpi, kalau enggak salah mimpi bertemu dengan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Dikatakan, Bantu Fulan! kata dia. Fulan kehabisan bekal sama teman-temannya, kata dia. Dia terjaga ketika itu. Langsung dipanggil anak buahnya, disuruh berangkat ke masjid yang disebutkan dalam mimpinya itu. Dan didapati di sana, itu orang-orang yang sedang kehabisan bekal.
Maka ingat! Tatkala kita perlu sesuatu, jangan mudah-mudah minta tolong sama manusia, bergantung sama manusia. Bergantunglah sama Allah 'Azza wa Jalla!
{ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ }
"Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya."
(QS. At-Talaq: 3)
Allah cukupi itu. Masa enggak usaha? Usaha! Salah satu usaha itu shalat, doa, minta sama Allah 'Azza wa Jalla. Karena rezeki kita itu di mana?
Allah 'Azza wa Jalla mengatakan,
{ وَفِى ٱلسَّمَآءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ }
"Dan di langit itu, di atas sana rezeki kalian, dan apa yang dijanjikan kepada kalian."(QS. Adz-Dzariyat: 22)
Di sana rezeki kita! Allah yang bagi-bagi rezeki, Allah yang ngasih rezeki, Allah yang menurunkan hujan, yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Itu orang bisa kaya, Allah yang kasih sama dia.
Makanya, ini Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menyebutkan,
❲ وَلَكِنَّ الْمِسْكِيْنَ الَّذِيْ لَا يَجِدُ غِنًى يُغْنِيْهِ ❳
Tapi orang miskin yang sebenarnya adalah orang yang tidak memiliki sesuatu yang mencukupi dia.
Enggak memiliki dia yang mencukupi dia.
❲ وَلَا يُفْطَنُ بِهِ فَيُتَصَدَّقَ عَلَيهِ ❳
Dan juga enggak ketahuan itu orang sehingga shadaqah dikirim ke sana.
Dia berusaha menjaga kehormatan dirinya. Dia juga enggak berdiri; ada orang yang kadang kala di masjid, pintu masjid, minta-minta, dia enggak. Itu tuh orang miskin yang sebenarnya yang kita perlu bantu mereka.
Dan di banyak ayat, Allah 'Azza wa Jalla memerintahkan kepada kita agar berbuat baik kepada orang-orang miskin. Maka, kita nih yang dikasih kelebihan harta sama Allah, jangan pelit, jangan bakhil! Punya duit, lihat kawannya kok kayaknya kawannya ini mungkin enak hidupnya. Kadang kala dia menutup diri, dia enggak mau minta-minta, tapi antum yang harus tahu diri.
Lihatlah dari mungkin pakaiannya, lihat mungkin dari kondisi anaknya, mungkin sekali-kali antum perlu datang ke rumahnya. Perlu datang antum, mampir ke sana, supaya tahu sama orang miskin yang disebutkan sama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.
Mungkin di beberapa daerah jarang orang miskin. Jakarta pun banyak orang miskin, banyak orang yang memerlukan. Tapi memang karena gaya perumahan orang sekarang itu sudah ya.. apa istilahnya, eksklusif, kaya sama orang kaya, klasternya khusus, masuk susah ke sana, dia pun enggak pernah ke mana-mana. Dari tempat kerja ke sana, tempat kerja ke sana, tempat kerja ke sana. Duitnya mau dibuat apa?
Maka dirubah sekarang rutinitasnya. Weekend punya waktu, cari orang miskin. Datang ke kampung-kampung yang miskin, bawa anaknya, bawa keluarganya, agar mereka melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah 'Azza wa Jalla.
{ وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِینَ یَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِیِّ یُرِیدُونَ وَجۡهَهُ }
Itu tahan diri kamu bareng sama mereka tuh. Duduk sama mereka, bantu mereka! (QS. Al-Kahfi: 28)
Barakallahu fiikum.
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment