F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-358: Bab 32 ~ Pembahasan Hadits Haritsah bin Wahb

Audio ke-358: Bab 32  ~ Pembahasan Hadits Haritsah bin Wahb
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-621
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 RABU, 07 Rabi'ul Awwal 1446 H / 11 September 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/16HvDdBLsq5LfGf6ymb_fsWFj1sJlxMjq/view?usp=sharing

Audio ke-358: Bab 32 Keutamaan Kaum Muslimin yang Lemah, Orang Fakir, dan Orang yang tidak Populer ~ Pembahasan Hadits Haritsah bin Wahb Radhiyallahu 'Anhu

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Pada kesempatan kali ini kita akan melanjutkan kajian kita tentang:

[ بَابُ فَضْلِ ضَعَفَةِ الْمُسْلِمِينَ وَالْفُقَرَاءِ وَالْخَامِلِينَ ]

(baabu fadhli dha-'afatil-muslimiina wal-fuqaraa-i wal-khaamiliina)

Keutamaan kaum lemah, kaum fakir, dan satu lagi al-khamil, orang yang tidak populer, orang yang tidak dikenal.

Kita akan baca haditsnya. Silakan.

وَعَنْ حَارِثَةَ بْنِ وَهْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ : ❲ اَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الجَنَّةِ؟! كُلُّ ضَعِيفٍ مُتَضَعَّفٍ ، لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لَأََبَرَّهُ ، اَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ؟! كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ ❳ . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Haritsah bin Wahb radhiyallahu Ta'ala 'anhu, ia menuturkan, "Aku pernah mendengar Rasulullahi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Apakah kalian mau aku beri tahukan tentang penghuni surga? Yaitu setiap orang lemah serta dianggap lemah oleh orang lain, yang seandainya ia bersumpah dengan nama Allah, niscaya Dia akan memberikan apa-apa yang diinginkan olehnya. Dan maukah kalian aku beri tahukan tentang penghuni neraka? Yaitu setiap orang yang kasar, keras, lagi sombong'."
(Muttafaqun 'alaih)

Barakallahu fiikum.

Thayyib.
Di sini Haritsah bin Wahb radhiyallahu 'anhu mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

❲ اَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الجَنَّةِ؟ ❳

"Maukah kalian aku beri tahu tentang penghuni surga?"

Siapa Penghuni surga

Kita ini sekarang hidup di dunia. Apa sih yang kita cari? Ada yang cari harta, ada yang cari jabatan, ada yang cari hiburan, ada yang mencari akhirat. Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan, "Kalian mau enggak aku kasih tahu, siapa penghuni surga?"

Maka Beliau mengatakan,

❲ كُلُّ ضَعِيفٍ مُتَضَعَّفٍ أَوْ مُتَضَاعِفٍ ❳

Jadi disebutkan, penghuni surga itu adalah setiap orang yang lemah, bukan lemah fisiknya.

Disebutkan oleh para ulama, maksud lemah ini adalah,

ضَعِيْفُ الْحَالِ

Orang yang kondisinya lemah.

Disebut mutadha'if ( مُتَضَاعِفٍ ) aw mutadha'af ( أَوْ مُتَضَعَّفٍ ). Orang ini tawaduk, merendahkan diri, tidak suka menampakkan apa yang dia miliki. Orang-orang menganggapnya orang yang rendah. Dilihat dari sisi ekonomi, ya biasa-biasa saja, dikenal orang juga enggak, punya jabatan laa ( لَا ). Jadi orang ini dikesampingkan oleh masyarakat.

Kita mungkin enggak ingin jadi orang seperti itu. Kita inginnya jadi orang terkenal, kaya raya, dihormati orang, dihargai, disanjung. Kalau datang dihamparkan karpet merah, pintu mobilnya dibukain, kemudian disambut oleh masyarakat, ada sebagian orang yang sambil melambaikan tangan kanan tangan kiri.

Maka Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,

"Penghuni surga itu adalah orang yang lemah, yang enggak dikenal, dianggap lemah oleh orang lain."

Jadi pandangan orang kepada model manusia seperti ini, rendahan. Tapi subhanallah, disebutkan kalau orang ini bersumpah meminta sesuatu kepada Allah 'Azza wa Jalla, Allah kabulkan. Kalau dia berangkat menjumpai presiden, menjumpai orang kuat (gubernur mungkin), mungkin dia ditolak, enggak diterima. Mungkin waktu untuk berjumpa ditunda-tunda.

Tapi bayangkan, kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam tentang orang ini, kalau dia berdoa memohon kepada Allah, Allah kabulkan.

Dan pernah terjadi, Jamaah. Ada seorang budak yang dia masuk ke Masjid Nabawi, dia berdoa meminta hujan buat masyarakat. Budak, nih. Langsung Allah turunkan hujan. Bukan orang yang dikenal. Makanya kita tuh enggak tahu dari mulut yang mana doa dikabulkan. Jangan karena engkau melihat, Oh.. Ustadz.. insyaaAllah doanya dikabulin Allah 'Azza wa Jalla.

Di sini disebutkan sama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, itu penghuni surga dipandang remeh oleh orang. Enggak dikenal, enggak punya banyak kekayaan, tapi kalau berdoa dikabulkan itu orang.

Maka jangan pernah merendahkan manusia. Ini keutamaan buat orang-orang yang tidak dikenal, yang tidak populer, tapi dia dekat sama Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hidupnya benar-benar ikhlas lillahi Ta'ala. Allah tahu bagaimana orang ini. Kalau dia bersumpah mohon sama Allah, Allah kabulkan.

Kemudian setelah itu, Beliau mengatakan,

❲ اَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ؟ ❳

"Kalian mau enggak aku kasih tahu tentang penghuni neraka?"

Siapa penghuni neraka

Kayak apa sih modelnya manusia yang nanti bakal menghuni neraka? Seperti apa modelnya itu orang? Setelah para sahabat tahu model, gayanya penghuni surga kayak apa, sekarang gayanya penghuni neraka kayak apa.

Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,

❲ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ ❳

● 'Utullin ( عُتُلٍّ )

Disebutkan di sini, artinya orang yang keras kepala, kasar dalam pergaulan.

Keras kepala tidak mau mengalah, kasar dalam bergaul dengan orang lain. Kita lihat ada manusia seperti itu. Enggak enak ngomong sama dia. Berteman sama dia enggak nyaman, ngomongnya nyelekit kata orang, suka menghina orang.

Ada seorang sopir, ana tanya bagaimana kok bisa kerja di Jakarta, ya. Dia cerita, dulu dia pernah kerja dengan salah satu pejabat. Capek sebenarnya Ustadz, kerja sama pejabat itu. Selalu maunya ingin dituruti.
Tapi antum bertahan tiga tahun?
Iya, Ustadz, bertahan tiga tahun, Ustadz. Ana yang enggak kuat tahun ketiga, Ustadz. Ana dicaci maki, dihina, digoblok-goblokin. Semua ucapan buruk diucapkan kepada ana di depan orang banyak. Padahal ayah ana, ibu ana yang melahirkan ana, enggak pernah ngomong kayak gitu.

Ada manusia-manusia yang kasar. Hati hati! Penghuni neraka itu kasar.

● Jawwaazh ( جَوَّاظٍ )

Disebutkan makna jawwaazh di sini, suka mengumpulkan harta.

Yang ada dalam benak dia fulus. Yang membuat dia ridha, fulus. Yang bikin dia tertawa, fulus. Buat apa itu fulus? Enggak tahu, hanya ditumpuk, disusun. Mau dibuat apa? Wallahu a'lam. Ada manusia seperti itu.

Ketika bergaul kasar, kadang kala sama istrinya kasar, ngomongnya enggak enak, ngumpulin harta terus kerjanya.

● Mustakbir ( مُسْتَكْبِرٍ )

Ditambah lagi sombong, merendahkan orang lain, menolak kebenaran; kalau dikasih tahu enggak mau.

Ini sifat-sifat atau kriteria penghuni neraka.

Jadi kalau kita melihat diri kita ini kasar ya, kok ngomongnya enggak bisa direm, enggak bisa ngontrol emosi, marah-marah, pelit lagi, ditambah satu: sombong, selesai sudah! Kita punya sifat penghuni neraka!

{ أَلَيْسَ فِى جَهَنَّمَ مَثْوًى لِّلْمُتَكَبِّرِينَ }

Di Neraka Jahanam itu ada satu tempat khusus buat orang-orang yang sombong.
(QS. Az-Zumar: 60)

Kalau kita lihat, Jamaah, banyak orang-orang yang sombong ini ketika memandang orang yang rendah, mereka itu meremehkan orang lain.

Coba dibuka firman Allah di surat Al-A'raf ayat 75.

{ قَالَ ٱلْمَلَأُ ٱلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوا۟ مِن قَوْمِهِ ۦ لِلَّذِينَ ٱسْتُضْعِفُوا۟ لِمَنْ آمَنَ مِنْهُمْ أَتَعْلَمُونَ أَنَّ صَٰلِحًا مُّرْسَلٌ مِّن رَّبِّهِ ۦ ۚ قَالُوٓا۟ إِنَّا بِمَآ أُرْسِلَ بِهِ ۦ مُؤْمِنُونَ ۞ }

Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah, yang telah beriman di antara mereka, "Tahukah kamu bahwa Shalih diutus menjadi rasul oleh Tuhannya?" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu yang Shalih diutus untuk menyampaikannya."
(QS. Al-A'raf: 75)

Ini pemuka-pemuka, tokoh-tokoh di masyarakat yang dimuliakan oleh orang-orang enggak percaya, bahkan bertanya meledek kepada orang-orang yang beriman, "Siapa ya mereka?"

Disebutkan di sini,
{ لِلَّذِينَ ٱسْتُضْعِفُوا۟ }

Untuk orang-orang yang dianggap lemah sama mereka.

{ لِمَنْ ءَامَنَ مِنْهُمْ }

Yang beriman dari mereka.

Apa kata mereka? Kalian tahu enggak, kalian percaya kalau Shalih itu rasulullah?
Mereka mengatakan, Ya kami beriman.
Oh, kata orang-orang sombong itu, pejabat-pejabat, tokoh-tokoh masyarakat mengatakan, Kita dengan apa yang kalian percaya kita kafir, enggak percaya kita.

Maka subhanallah, ternyata orang-orang lemah itu lebih mudah untuk menerima kebenaran. Maka kita diperintahkan untuk dekat sama mereka dan peduli sama mereka. Paling enggak kita memiliki sifat yang tawaduk seperti sifat mereka.

Barakallahu fiikum.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+