F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-91 Bab Sujud Sahwi Bag. 1

Audio ke-91 Bab Sujud Sahwi Bag. 1
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SENIN | 28 Shafar 1446 H | 2 September 2024 M
🎙 Oleh: Ustadz Dr. Anas Burhanuddin, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-91
https://drive.google.com/file/d/1wQ8LYJsZSufqCkOeRZov4pWTTNR2MlVg/view?usp=sharing

Bab Sujud Sahwi (Bag. 1)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين
أما بعد
Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allāh subhānahu wa ta’ālā.

Kita lanjutkan kajian kita dari kitab Matnul Ghāyah wat Taqrīb (متن الغاية والتقريب) karya Abu Syuja’ Al-Ashfahani rahimahullāhu ta’ālā.

Pasal perkara yang ditinggal dalam shalat ada tiga macam

Masih pada bab shalat. Al Imam Abu Syuja’ Al-Ashfahani rahimahullāhu ta’ālā menyebutkan sebuah pasal,

فَصْلٌ: وَالمَتْرُوكُ مِنَ الصَّلاَةِ ثَلاَثَةُ أَشْيَاءَ: فَرْضٌ وَسُنَّةٌ وَهَيْئَةٌ

Pasal tentang hal-hal yang ditinggalkan atau dilupakan dalam shalat yang itu semuanya ada tiga macam.
1. Fardhu. Hal-hal yang fardhu dalam shalat yaitu rukun-rukun shalat,
2. Hal-hal yang sifatnya sunnah, yaitu sunnah ab’ādh (ابعاض),
3. Sunnah haiāt (هَيْئَاتُ).

Jadi kita kadang-kadang lupa dalam shalat kita, kita kadang-kadang meninggalkan bacaan tertentu, atau amalan tertentu dalam shalat kita dan apa yang kita tinggalkan dan kita lupakan itu tidak lepas dari tiga perkara ini. Bisa berupa sebuah fardhu shalat yaitu rukunnya, bisa berupa ab’ādh (ابعاض) atau sunnah ab’ādh (ابعاض) dan bisa juga sunnah haiāt (هَيْئَاتُ) saja.

Maka berikutnya kita akan pelajari apa hukum masing-masing dari tiga macam atau tiga jenis perkara yang kita tinggalkan atau kita lupakan dalam shalat ini. Beliau mengatakan,

فَالفَرْضُ لَا يَنُوبُ عَنْهُ سُجُودُ السَهْوِ بَلْ إِنْ ذَكَرَهُ وَالزَّمَانُ قَرِيبٌ أَتَى بِهِ وَبَنَى عَلَيْهِ وسَجَدَ لِلسَّهْوِ

Adapun amalan yang fardhu yaitu rukun shalat maka ini tidak bisa digantikan dengan sujud sahwi. Dan kalau seseorang ingat ada sesuatu yang dia lupakan berupa rukun-rukun dan ketika dia ingat ini waktunya belum lama baik itu di tengah-tengah shalatnya (belum selesai) atau dia sudah salam tapi kemudian dia ingat ada satu raka’at yang belum dia lakukan atau dia ingat, “Oow…tadi raka’at yang keempat dia baru sujud satu kali saja”.

Sementara kita mengetahui bahwasanya sujud adalah rukun shalat. Raka’at shalat yang lengkap juga itu isinya ada banyak rukun di situ.

Nah kalau kita mengingatnya dalam kondisi kita masih dalam shalat maka kita segera kembali ke posisi rukun itu. Misalnya kalau kita sudah berada di raka’at yang keempat kemudian kita ingat bahwasanya tadi raka’at ketiga kita baru sujud satu kali maka kita kembali ke posisi sujud untuk kemudian menambah sujud satu kali lagi.

Kemudian beliau mengatakan,

أَتَى بِهِ

Kita segera mengerjakan sujud itu.

وَبَنَى عَلَيْهِ

Kemudian kita membangun shalat kita di atas apa yang sudah kita lakukan. Jadi raka’at pertama, raka’at kedua, raka’at ketiga semuanya terhitung, termasuk sujud yang baru kita lakukan itu juga terhitung sah. Baru kemudian kita bangun lagi untuk memulai raka’at yang keempat.

Demikian juga kalau kita sudah salam kemudian kita baru ingat bahwasanya, "Oh tadi saya baru shalat tiga raka’at, padahal seharusnya empat raka’at", maka hendaknya kita segera menambah satu raka’at lagi. Kemudian kita menghitung apa yang sudah kita lakukan. Jadi tiga raka’at pertama itu sah, kita tinggal menambah satu raka’at lagi,

وسَجَدَ لِلسَّهْوِ

Kemudian kita tutup dengan sujud sahwi. Sujud sahwi adalah sujud yang diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam saat kita lupa, sahwi (سَّهْوِ) dari kata sahā (سها) – yashū (يسهو) artinya adalah lupa.

Dan Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam mencontohkan seorang yang lupa dalam shalat hendaknya melakukan sujud sahwi.

Contohnya adalah apa yang beliau ajarkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim bahwasanya suatu ketika, Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam shalat Zhuhur atau Ashar kemudian beliau salam setelah dua rakaat.

Shalat Zhuhur dan Ashar itu seharusnga empat raka’at tapi suatu ketika beliau lupa dan Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam adalah manusia beliau juga kadang-kadang lupa.

Maka beliau salam setelah shalat dua raka’at maka ada seorang sahabat yang namanya Dzulyadain radhiyallāhu ‘anhu bertanya kepada Rasūlullāh, para sahabat tidak langsung mengingkari, tidak langsung mengingatkan ketika beliau sedang shalat karena bisa jadi shalatnya diqashar menjadi dua raka’at. Maka setelah beliau salam Dzulyadain mendekat kepada Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam kemudian mengatakan,

أَمْ قُصِرَتِ الصَّلاَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَسِيتَ

Apakah shalatnya diqashar wahai Rasūlullāh, atau barangkali engkau lupa? Seharusnya kita shalat empat raka’at.

Maka Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabat yang lain apakah yang dikatakan Dzulyadain benar? Apakah saya baru shalat dua raka’at saja? Maka mereka mengiyakan. Maka kemudian Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam,

صَلَّى الرَّكْعَتَيْنِ لأُخْرَيَيْنِ

Beliau menambah shalat dua raka’at lagi.

ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَينِ

Kemudian beliau sujud dengan dua kali sujud.

Jadi ini tata caranya, tata caranya adalah melaksanakan dua sujud sebelum salam atau setelah salam. Nanti kita akan jelaskan kapan kita sujud setelah salam? Kapan kita sujud sebelum salam?

Jadi ini dasarnya, Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam lupa. Beliau meninggalkan dua raka’at shalat dimana dalam dua raka’at ini ada rukun-rukun yang tidak bisa digantikan dengan sujud sahwi maka beliau harus menambah dua raka’at lagi, tidak cukup hanya sujud sahwi saja. Sujud sahwi sebagai penutup di akhir tapi dua raka’at ini harus dilakukan dahulu.

Demikian juga dengan mereka yang meninggalkan sebagian rukun saja. Misalnya tidak membaca Al-Fatihah atau tidak ruku' atau tidak sujud ini juga harus melakukan apa yang ditinggalkan karena rukun shalat tidak bisa digantikan dengan sujud sahwi.

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga Allāh subhānahu wa ta’ālā memberikan keberkahan ilmu dan memudahkan kita untuk mengamalkannya.

إنه ولي ذلك والقادر عليه
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+