F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-78 Walimah Pernikahan Bag. 04

Audio ke-78 Walimah Pernikahan Bagian Keempat - Fiqih Nikah / Baiti Jannati
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT| 14 Muharram 1444H| 12 Agustus 2022M
🎙 Oleh: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-078
https://drive.google.com/file/d/1Fbu4GI-uX5kD-UIIoCObRpDOV6_MiUU9/view?usp=sharing

Walimah Pernikahan Bagian Keempat


بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه أما بعد

Kaum muslimin anggota grup Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Di antara etika walimah, para ulama juga menjelaskan bahwa dalam beberapa tinjauan atau dalil-dalil yang ada dalam masalah walimah. Ada tuntunan bahwa walimah itu idealnya dilakukan yang paling baik adalah dilakukan setelah suami istri tersebut menjalani malam pertama, bukan sebelum menjalani malam pertama.

Sehingga betul-betul ketika walimah itu diadakan, pasangan suami istri itu betul-betul sudah seutuhnya menjadi satu pasangan yang bukan sekedar simbolis bukan secara hukum saja, tetapi betul-betul mereka telah menjadi satu kesatuan.

Sehingga ketika mereka menyambut tamu, rasa sebagai suami, rasa sebagai istri itu betul-betul terasa, karena mereka telah merasakan seutuhnya dinamika kehidupan rumah tangga.

Karena itu Nabi mengajarkan kepada Jabir (Abdurahman bin Auf, -ed) untuk mengadakan walimah setelah Jabir menikahi dan menggauli istrinya.

Sebagaimana ketika Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengadakan walimah ketika beliau menikah, dalam berbagai riwayat didapatkan walimah-walimah tersebut Beliau adakan setelah Beliau mengauli keluarganya.

Walaupun itu bukan satu kewajiban dan bukan syarat. Tetapi sangat dianjurkan bila walimah itu diadakan setelah prosesi akad nikah dan setelah malam pertama.

Dan sebagai penutup pada kesempatan kali ini, sekali lagi.

Walimah bukan ajang untuk berbangga-bangga. Walimah bukan ajang untuk berbuat israf, sehingga akhirnya Anda mengadakan makanan hidangan yang sangat banyak, melebihi kebutuhan menjamu tamu sehingga akan banyak jamuan atau hidangan yang mungkin terbuang, mungkin tersia-siakan.

Tentu ini bukan malah mendatangkan keberkahan dalam hidup justru malah mendatangkan dosa di awal hari pernikahan Anda. Di awal hari rumah tangga Anda. Sehingga Anda tidak boleh berlebih-lebihan tetapi Anda juga tidak boleh kikir, sewajarnya.

Sehingga betul-betul Anda hidup bersahaja sejak awal dari pernikahan Anda, bukan hidup berlebih-lebihan sejak awal pernikahan Anda.

Ingat, ketika Anda mengawali pernikahan Anda dengan cara-cara yang salah, israf, tabdzir, berlebih-lebihan atau pilih kasih atau berbangga-bangga, bersombong-sombong dengan walimah.

Bisa jadi itu menjadi biang hilangnya keberkahan dalam rumah tangga Anda, awal dari keretakan hubungan rumah tangga Anda ataupun kehancuran rumah tangga Anda.

Karena Allāh tidak ridha dengan israf, dengan tabdzir, Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah menyatakan:

إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَـٰطِينِ
Sejatinya orang-orang yang terbiasa hidup tabdzir menyia-nyiakan sebagian nikmat itu adalah kawannya setan. [QS Al-Isra: 27]

Anda bisa bayangkan!

Bila awal dari perjalanan rumah tangga Anda, Anda telah mendeklarasi secara faktual bahwa Anda telah membuka lebar, menyambut perilaku setan yaitu israf ataupun tabdzir. Tentu ini menjadi satu ancaman tersendiri dalam kehidupan rumah tangga Anda.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla membentengi kita, rumah tangga kita, keluarga kita semuanya dari pintu-pintu setan yang terkutuk.

Kurang dan lebihnya, saya mohon maaf.

وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+