F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-355: Bab 31 ~ Pembahasan Hadits Aisyah

Audio ke-355: Bab 31 ~ Pembahasan Hadits Aisyah
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-618
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 JUM'AT, 02 Rabi'ul Awwal 1446 H / 06 September 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1-Bv1AqiEuA5JzgggmJyPbQgsaz9MuHaw/view?usp=sharing

Audio ke-355: Bab 31 Mengadakan Perdamaian di antara Umat Manusia ~ Pembahasan Hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Pada kesempatan kali ini kita akan melanjutkan kajian kita tentang bagaimana memperbaiki hubungan di antara saudara-saudara kita; mendamaikan orang-orang yang bertikai, karena pertikaian kadang kala tak terhindarkan, percekcokan terjadi. Terkadang kita mendengar, atau kita menjadi salah satu yang bercekcok di dalamnya.

Umat Islam bersaudara, sehingga tidak boleh membiarkan terjadinya kemungkaran, percekcokan; orang-orang berantem, kemudian kita hanya menjadi penonton saja.

Maka dalam bab yang sudah kita bahas, dijelaskan bagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kepada kita untuk memperbaiki antara orang-orang yang bertikai.

Allah juga mengatakan,

{ إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ }

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, maka perbaikilah hubungan yang telah rusak di antara kalian."
(QS. Al-Hujurat: 10)
Na'am, silakan.

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، قَالَتْ : سَمِعَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ صَوْتَ خُصُوْمٍ بِالْبَابِ عَالِيَةً أَصْوَاتُهُمَا ، وَإِذَا أَحَدُهُمَا يَسْتَوْضِعُ الآخَرَ وَيَسْتَرْفِقُهُ في شَيْءٍ ، وَهُوَ يَقُولُ : وَاللهِ لَا أَفْعَلُ ، فَخَرَجَ عَلَيْهِمَا رَسُوْلُ اللهِ ﷺ ، فَقَالَ : ❲ أَيْنَ الْمُتَأَلِّي عَلَى اللهِ لَا يَفْعَلُ الْمَعْرُوفَ؟! ❳ فَقَالَ : أَنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ! فَلَهُ أَيُّ ذَلِكَ أَحَبَّ . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia bercerita, "Suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mendengar suatu pertengkaran yang sangat keras di depan pintu. Diketahui bahwa salah seorang dari keduanya meminta keringanan dan meminta dipenuhi dalam suatu masalah utang kepada orang lainnya. Tetapi orang itu menjawab, 'Demi Allah, aku tidak akan melakukannya.' Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam keluar dan menemui keduanya, lantas Beliau bersabda, 'Mana orang yang bersumpah dengan menyebut nama Allah untuk tidak akan berbuat kebaikan?!' Orang itu pun menjawab, 'Saya, wahai Rasulullah.' Maka bagi orang itu mana di antara dua hal tersebut yang dia sukai (maksudnya, pemotongan sebagian utangnya dikabulkan dengan sebab syafaat Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam)."
(Muttafaqun 'alaih)

Barakallahu fiik.

Na'am. Disebutkan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalany dalam kitabnya Fathul Bari tentang asal mula cerita ini, di mana ada seorang wanita bersama anaknya yang ribut dengan satu pemilik barang, urusan utang piutang, urusan pembelian yang tidak tunai.

Pemilik barang meminta dengan keras agar dilunasi utang orang tersebut. Mereka sambil mengangkat suaranya. Terkadang keributan ini membuat orang tidak tahu malu, bahkan ia melakukan tindakan-tindakan yang kalau mungkin direkam, divideo, dia sadar kalau yang dia lakukan tidak tepat sebenarnya. Tapi apa daya, penyesalan selalu datang terlambat.

Ketika Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam melihat atau mendengar suara tersebut, yang satu minta tolong, memohon agar ditangguhkan utangnya, atau dimaafkanlah hal-hal yang mungkin bisa dimaafkan sama dia, tidak sepenuhnya diminta. Tapi ternyata si pemilik uang mengatakan,

وَاللهِ لَا أَفْعَلُ

Dia bersumpah dengan nama Allah. "Demi Allah, aku tidak akan melakukannya."

Dia tidak hendak mengikhlaskan dan juga dia tidak mau menangguhkan. Artinya, harus dibayar sesuai.

Ketika suara itu kencang, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mendengar. Lalu Beliau keluar, bertanya kepada mereka, 'Alaihis-shalatu wassalam.

❲ أَيْنَ الْمُتَأَلِّي عَلَى اللهِ لَا يَفْعَلُ الْمَعْرُوفَ؟! ❳

"Mana orang yang bersumpah tadi dengan nama Allah bahwa dia tidak akan melakukan kebaikan?!"

Orang ini bersumpah tidak akan menangguhkan pembayaran utang dan tidak juga akan memaafkan.

Ahibbaty fillah.
Sejatinya enggak baik ikut urusan orang. Tapi terkadang ada orang-orang yang bertikai dalam kondisi teriak. Suaranya didengar oleh tetangganya, suaranya didengar oleh orang lain. Maka pertikaian, perseteruan tersebut bukanlah hal yang tersembunyi, sehingga kita pun tatkala mendengar itu, mendapati hal itu, boleh masuk untuk memperbaiki hubungan di antara mereka.

Makanya Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam bertanya, "Siapa tadi yang bersumpah tidak akan melakukan kebaikan?" Lalu pemilik harta tersebut mengatakan,

أَنَا يَارَسُوْلَ اللهِ

Aku, wahai Rasulullah.

Karena dia tahu telah melakukan kesalahan, maka dia mengatakan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam,

فَلَهُ أَيُّ ذلِكَ أَحَبَّ

Wahai Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam, bagi orang ini, terserah maunya kayak apa.

Dia sudah menyesal karena kesalahan dia. Maka dia kembalikan kepada wanita tersebut dan anaknya, Terserah Rasulullah, engkau putuskan maunya mereka kayak apa, aku nurut.

Ahibbaty fillah.
Ada orang-orang yang bertikai, dia tidak sadar kalau pertikaian itu hal yang buruk, bahkan dia berpikir bahwasanya pertikaian tersebut untuk menunjukkan eksistensi mereka. Padahal yang dia tunjukkan hanyalah egoisme dan kebakhilan yang telah menghiasi hidupnya.

Maka kemudian dua orang ini yang awalnya bertikai, jadi baikan. Siapa yang membantu? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.

Kemudian dari peristiwa ini kita juga melihat, kadang kala orang berantem itu lupa dengan suaranya, bahkan mungkin dia ingin membawa mik (mikrofon, -ed) untuk teriak-teriak. Karena dalam bayangan dia, semakin keras suaranya semakin kebenaran akan berada di tangan dia. Dan sepertinya ini yang dilakukan oleh orang-orang kafir, bagaimana memperkuat media mereka sehingga kebenaran itu bisa tersingkirkan dengan kebatilan yang jumlahnya lebih banyak yang ditebar oleh mereka.

Maka hendaklah kita bila melihat dua orang bertikai, kita sudah bahas bahwasanya muslim adalah saudara, mukmin adalah saudara. Ketika kita ikut campur urusan mereka, lalu mereka bertanya, Kamu urusannya apa?! Katakan, Aku saudaramu.

Kemudian orang yang bertikai dalam kondisi sembunyi-sembunyi, maka kita enggak boleh ikut campur. Tapi kalau sudah teriak-teriak sehingga suaranya terdengar oleh orang lain, mau enggak mau ini berarti memang dia ingin diketahui orang banyak. Maka kita pun diperbolehkan atau disyariatkan untuk memperbaikinya. Seperti banyak hal dalam kehidupan ini Jamaah, yang kita harus berlapang dada dan kita harus turut menjaga keharmonisan dan kedamaian dunia ini.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+