📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-608
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 JUM'AT, 18 Shafar 1446 H / 23 Agustus 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1nXCnR6pH0ail1b5ZD1JWUWC6WWmOZcSZ/view?usp=sharingAudio ke-345: Bab 29 Memenuhi atau Menunaikan Hajat-Hajat Kaum Muslimin ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.
Thayyib. Hadits yang selanjutnya.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ : ❲ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ؛ نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ ؛ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا ؛ سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا ؛ سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ تَعَالَى ؛ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ ؛ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ ؛ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ ❳ . ❊ رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam Beliau bersabda, "Barang siapa yang menghilangkan satu dari beberapa kesulitan dunia yang diderita seorang mukmin, maka kelak pada hari kiamat Allah 'Azza wa Jalla akan menghilangkan satu dari beberapa kesulitan akhirat yang dideritanya. Dan barang siapa memudahkan orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah 'Azza wa Jalla akan memudahkan urusannya baik di dunia maupun di akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah 'Azza wa Jalla akan menutupi aibnya baik di dunia maupun di akhirat. Sesungguhnya Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka pasti Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah orang-orang yang berkumpul pada salah satu dari rumah-rumah Allah Ta'ala, sementara mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan akan turun ketenangan kepada mereka, serta mereka akan diliputi oleh rahmat, dan mereka pun dikelilingi oleh malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka kepada siapa saja yang berada di sisi-Nya. Barang siapa diperlambat oleh amal perbuatannya, maka dia tidak akan dipercepat oleh nasabnya (orang yang sedikit amalnya tidak akan dapat mencapai kemulian orang-orang yang banyak amalnya meskipun dia berasal dari keturunan orang yang mulia)."(HR. Muslim)
Ya, berkaitan dengan kebutuhan bersama, memenuhi kebutuhan kaum muslimin, saudara kita.
Al-Imam An-Nawawi menyebutkan dua hadits dan satu ayat di sini. Ini juga mengingatkan kita kepada firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
{ وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ }
"Hendaklah kalian saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala."(QS. Al-Maidah: 2)
Kemudian kalau berbincang kebutuhan saudara kita, keperluan saudara kita. Keperluan dia itu ada yang darurat, yang memang harus dibantu, dia. Umpamanya dia perlu obat, enggak dikasih obat mati nih orang; dia perlu makan, enggak dikasih makan, mati. Kita pun akan berdosa ketika kita punya makanan dan kita tidak perlu dengan makanan tersebut, dan kita lihat saudara kita dalam kondisi yang sulit, dan kita enggak boleh membiarkan.
Tapi kalau yang dia perlukan itu hanya, ya kebutuhan-kebutuhan sekunder ya, yang untuk lebih baik hidupnya, untuk memperbaiki taraf hidupnya, maka ini menjadi anjuran buat kita membantu dia.
Di hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ini, disebutkan beberapa yang sudah kita bahas dalam pembahasan sebelumnya. Yang belum disebutkan adalah,
❲ مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ❳
Berkaitan dengan "Barang siapa yang memudahkan orang yang dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkan urusan dia di dunia dan di akhirat."
Ada saudara kita sedang kesulitan membayar hutang, sedang kesulitan membayar sekolah, sedang kesulitan dalam urusan rumah tangga dia dan kita berusaha untuk membantu memudahkannya, maka Allah akan memudahkan urusan kita di dunia dan di akhirat ( فِي الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ ).
Berkaitan dengan hutang ini, ada orang-orang yang memang yang enggak bisa bayar, karena kondisi. Dia berhutang, kemudian dia mendapatkan musibah. Contohnya, dagangan dia dirampok, toko dia terbakar, sehingga dia memang enggak bisa bayar. Dia bukan hendak menipu, enggak. Memang ada musibah. Apa tugas kita? Ada orang yang maksa, Enggak, tetap harus bayar! Apa pun jual, rumahmu (umpamanya). Sehingga kebutuhan-kebutuhan yang seharusnya dia penuhi pun, itu untuk dia untuk menjualnya.
Maka kita harus sadar, bahwasanya Allah mengatakan,
{ وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ }
Kalau ada orang yang kesulitan untuk bayar hutang (ini babnya bab hutang ya), kesulitan untuk membayar hutang, karena memang tidak mampu untuk membayarnya, maka tangguhkan sampai dia punya keluasan untuk membayarnya.
{ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَّكُمْ }
Dan kalau kalian shadaqah, itu lebih baik buat kalian.(QS. Al-Baqarah: 280)
Ini berkaitan dengan yang memudahkan urusan orang-orang yang kesulitan.
Kemudian di sini disebutkan tentang,
❲ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ ❳
Ini yang berkaitan dengan bab kita juga. "Sesungguhnya Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya."
Ingin ditolong sama Allah? Tolong saudaranya. Ingin dimudahkan sama Allah? Mudahkan urusan saudaranya. Ingin ditutupi aibnya sama Allah? Tutupi aib saudaranya. Ini sikap seorang muslim, bagaimana menjaga masyarakat ini. Artinya, kita berbuat membantu orang lain, menolong orang lain, sejatinya kita sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Allah tuh enggak perlu sama kebaikan kita, tapi kita yang perlu dengan kebaikan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah tuh buka pintu agar kita bisa berbuat baik.
Kemudian di sini disebutkan tentang fadilah menuntut ilmu ya. Tidaklah orang yang meniti jalan menuntut ilmu, melainkan,
❲ سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ ❳
"Allah akan memudahkan bagi dia jalan menuju surga."
Kemudian orang yang berkumpul, ngaji di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, di masjid, ini secara gholib ya, secara keseringan orang itu bikin kajian di masjid, tapi kadang kala dia di rumah; mereka membaca kitabullah, mengkajinya di antara mereka, melainkan sakinah akan turun, rahmat Allah akan meliputi, malaikat-malaikat akan mengelilingi mereka. Dan yang terpenting,
❲ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ ❳
"Allah akan menyebut-nyebut mereka kepada malaikat-malaikat, kepada makhluk-makhluk yang indah yang ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala."
Terus ditutup hadits ini dengan,
❲ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ ❳
"Barang siapa yang diperlambat oleh amal perbuatannya"
Nanti pada hari kiamat orang itu akan menyeberangi shirath. Ada yang lari kencang; ada yang sekejap mata memandang, bukan sekejap mata memandang ya, sekejap mata, tahu-tahu sudah sampai; ada yang seperti angin, ada yang seperti kuda, ada yang berlari, ada yang berjalan, ada yang merangkak. Maka disebutkan,
❲ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ ❳
Kalau engkau enggak bisa cepat karena amalmu sedikit, maka enggak mungkin disebabkan nasabmu engkau kemudian jadi cepat. Ooh, ana kan keturunan Fulan, ana kan orang yang mulia, bapak ana, kakek ana.. Enggak! Nanti di hari kiamat itu bukan pakai nasab. Makanya semuanya,
{ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ }
"Disebabkan dengan apa yang kalian amalkan."
{ وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا }
"Mereka dapat balasan karena kesabaran mereka."(QS. Al-Insaan: 12)
{ كُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ هَنِيٓـًٔۢا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ }
"Makanlah, minumlah dengan nyaman dan nikmat atas dasar apa yang kalian kerjakan."(QS. Ath-Thur: 19; QS. Al-Mursalat: 43)
Jadi karena disebabkan amalan. Siapa yang memiliki nasab mulia; mau anaknya presiden, mau anaknya raja, mau anaknya kyai, mau anaknya ustadz, mau anaknya siapa, kalau ternyata dia itu amalannya sedikit, sehingga dia merangkak di atas shirath. Bukan karena nasabnya, karena anaknya Fulan dan Fulan dia bisa jadi cepat jalannya, tidak!
Maka hendaklah kita berusaha untuk bersandar kepada diri kita sendiri. Artinya, minta tolong sama Allah Subhanahu wa Ta'ala, tidak mengandalkan, Orang tua ana Fulan, bapak ana Fulan, kakak ana Fulan, kakek ana Fulan..! Engkau yang akan dihisab sendirian. Bapakmu akan dihisab, kakekmu akan dihisab, nenekmu akan dihisab, dan engkau pun akan dihisab.
Syafaat ada memang, tapi untuk siapa syafaat tersebut? Apakah engkau termasuk orang yang berhak untuk mendapatkan syafaat? Tapi yang jelas, yang nasabnya mulia tapi amalnya sedikit, enggak mungkin dia bisa cepat berada di shirath gara-gara nasabnya.
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment