📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-596
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 RABU, 02 Shafar 1446 H / 07 Agustus 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1WVqG3uKXMCrBeBLxel6otURaPgxM3oHV/view?usp=sharingAudio ke-333: Bab 27 Mengagungkan Kehormatan Kaum Muslimin dan Penjelasan tentang Hak-Hak Mereka serta Kasih Sayang terhadap Mereka ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.
Kita masuk ke hadits yang selanjutnya.
وَعَنْهُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِﷺ : ❲ لاَ تَحَاسَدُوْا ، وَلاَ تَنَاجَشُوْا ، وَلَا تَبَاغَضُوْا ، وَلاَ تَدَابَرُوْا ، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا ، الْمُسْلِمُ أَخُوْ الْمُسْلِمِ : لاَ يَظْلِمُهُ ، وَلاَ يَحْقِرُهُ ، وَلاَ يَخْذُلُهُ ، التَّقْوَى هَاهُنَا - وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ - بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَن يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ ، دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ ❳ . ❊ رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Janganlah kamu saling mendengki, saling menipu dalam jual beli, saling membenci dan saling tidak menghiraukan, serta janganlah sebagian kalian menggagalkan akad penjualan sebagian yang lainnya. Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, ia tidak boleh menzaliminya, menghinakannya dan meninggalkannya tanpa pertolongan. Takwa itu letaknya di sini (Beliau menunjuk ke arah dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah bagi seseorang dikatakan telah berbuat kejahatan jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim terhadap muslim yang lainnya adalah haram darah, harta dan juga kehormatannya."(HR. Muslim)
Subhanallah.
Ada detail tentang bagaimana sikap muslim kepada muslim lainnya dalam hadits ini yang sebagiannya disebutkan dalam hadits yang sebelumnya.
Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,
❲ لاَ تَحَاسَدُوْا ❳
Hak saudara kita itu, ada hak harta, ada hak fisik dan ada hak hati. Hak hati itu kita disuruh mencintai saudara kita. Kemudian di konsekuensinya, kita enggak boleh hasad sama saudara kita.
Hasad itu melihat nikmat yang Allah berikan kepada saudaranya, lalu dia menginginkannya nikmat itu hilang; nikmat itu hilang dari diri saudaranya.
Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,
❲ لاَ تَحَاسَدُوْا ❳
"Jangan saling hasad kalian."
Hasad itu tentunya dalam nikmat. Enggak mungkin orang hasad dalam musibah. Saudaranya, alhamdulillah sukses usahanya, besar rumahnya, baru kendaraannya. Apa yang harus kita lakukan? Jangan sampai ada perasaan di dirimu engkau ingin kenikmatan itu hilang dari diri saudaramu. Hasad itu, ketika melihat saudaranya dalam kesenangan, kita ingin kesenangan dan kegembiraan dia itu pergi dan hilang, baik pergi kepada dirinya atau hilang pokoknya sudah, enggak ada urusan buat dia. Yang penting dia enggak ingin ada saudaranya lebih baik dari dia. Dari sisi apa? Ya dari sisi ekonomi, kehidupan lainnya.
Itu makanya Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan "laa tahaasaduu" ( لاَ تَحَاسَدُوْا ).
Dan hasad ini banyak terjadi dalam orang-orang yang memiliki profesi yang sama dan kerjaan yang sama. Ya kalau kita lihat, orang yang berjualan makanan biasanya akan hasad dengan yang jual makanan. Biasanya. Enggak mungkin dia hasad sama yang jual plastik, enggak pernah. Karena dia perlu sama plastik, penjual makanan itu, bahkan dia membutuhkan orang itu untuk selalu ada berjualan. Tapi kalau sama-sama jualannya, maka dia berharap yang satu ini sepi dagangannya dan dia yang rame, dia ingin pergi itu orang-orang.
Kadang kala hasad ini mengantarkan kepada perbuatan dosa yang lainnya, sampai berangkat ke dukun, bahkan sebagian melakukan tindakan kesyirikan, karena hasad dia sama saudaranya. Dan ingat, hasad ini memakan kebaikan kita.
Seorang muslim diperintahkan untuk berlindung kepada Allah dari kejahatan.
{ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ۞ }
"Dari kejahatan orang yang hasad"(QS. Al-Falaq: 5)
Kalau sudah melakukan hasadnya, bisa dengan melakukan sihir.
{ وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ ۞ }
Ada yang tukang-tukang sihir, bagaimana membuat orang itu jadi susah hidupnya, hilang kenikmatannya.(QS. Al-Falaq: 4)
Yang kedua,
❲ وَلاَ تَنَاجَشُوْ ❳
Ini sebagai bentuk solidaritas kita sebagai seorang muslim, kita enggak boleh najsy ( النَّجْشُ ).
Najsy itu adalah mengangkat harga. Ada orang jualan, biasanya di pelelangan. Mengangkat harga tanpa ada niat untuk membelinya; hanya untuk membuat harga barang tersebut lebih mahal, padahal dia enggak mau beli.
Umpamanya nih pena ini, ada orang di pasar nih nawarin pena, Nih ada pulpen nih, ana lelang ya, ini 10 ribu. Penjualnya mengatakan 10 ribu. Ana nih temen penjualnya, ana tahu sama dia. Lalu ana katakan, Ana ambil 20 ribu! Nanti ada temannya lagi mengatakan, Ana ambil 30 ribu! Padahal ini, ana sama dia enggak ada niat beli, cuma bagaimana supaya harga barang ini jadi mahal, sehingga orang, Ooh sudah 30 ribu harganya.
Ketika ada satu orang yang menambahkan harga, mengatakan, Ana ambil 35 ribu! ana tambahin lagi, oh belum cukup harganya, 40 ribu! Fulan nambahin lagi, 45 ribu. Akhirnya si Fulan nih yang pembeli sebenarnya mengatakan 50 ribu, akhirnya penjualnya mengatakan, Ooh, antum yang paling mahal, tafadhal.
Itu najsy, salah satu bentuk penipuan kepada saudaranya. Barang yang harganya murah jadi mahal, karena ana yang mengangkat harganya.
Sampai sedetail ini Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan "wa laa tanaajasyuu" ( وَلاَ تَنَاجَشُوْ ).
Di mana terjadi najsy? Biasanya di pasar, tempat yang paling dibenci sama Allah 'Azza wa Jalla.
❲ وَلَا تَبَاغَضُوا ❳
"Jangan saling membenci."
Kalau bicara saudara kita melakukan kesalahan kepada kita, kita pun pernah melakukan kesalahan kepada orang lain. Jangan sok sucilah. Maafkan! Usir kebencian dari diri kita. Dia tetap saudara kita. Ada perkara-perkara yang kita lihat mungkin buruk dari dia, kita jaga jarak. Tapi jangan membenci, karena kebencian itu membuat rumput-rumput kering jadi terbakar. Kebencian itu membuat rumah terbakar. Dan kita tidak suka hidup dalam lingkup kebencian. Kita perlu cinta dan kasih sayang.
Antum akan lihat warna-warna yang indah dalam kehidupan ini, ketika ada cinta antum di sana. Benih-benih akan tumbuh, bunga-bunga akan mekar, burung-burung akan bertelur, dan binatang-binatang akan hidup damai.
Tapi ketika ada kebencian, yang pada akhirnya akan mengantarkan kepada permusuhan, kemudian terjadi peperangan, hilang kedamaian.
Kemudian Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,
❲ وَلاَ تَدَابَرُوا ❳
Ini konsekuensi nih, kalau orang sudah saling benci biasanya enggak mau kenal lagi.
Tadaabur ( التَّدَابُرُ ): Enggak peduli sama saudaranya, tidak menghiraukan saudaranya, saling memberikan punggung. Fulan mau ke mana, enggak ada urusan. Bahkan salam kadang kala tidak dijawab, berjumpa pun tidak mau.
Akhi ukhti rahimakumullah.
Kita melakukan kesalahan. Kesalahan itu untuk diperbaiki. Dan kita pun harus jaga kalau ada saudara kita mungkin yang benci, yang ada kebencian di diri dia, kemudian dia enggak mau bertegur sapa sama kita, maka tugas kita memperbaiki.
Jadi kalau ada kebencian di saudara kita, jangan kita menyalahkan dia lagi, Ooh Fulan memang enggak bener. Kita perbaiki dia!
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ketika menikah dengan Shafiyah binti Huyay bin Akhtab, Shafiyah tuh benci sama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Karena pamannya meninggal dibunuh, suaminya, bapaknya juga; keluarganya mati terbunuh semua.
Bagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berusaha untuk menghilangkan kebencian dari hati istrinya. Ini buat para suami juga, ketika engkau melakukan kesalahan, yang memang kesalahan. Ini Nabi tidak melakukan kesalahan, Shallallahu 'alaihi wasallam. Tapi perbuatan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam meninggalkan luka di hati istrinya, karena ayahnya sendiri. Memang yang salah ayahnya. Ayahnya dibunuh karena kesalahan dia. Maka Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam,
❲ فَمَا زَالَ يَعْتَذِرُ إِلَيَّ ❳
Nabi terus mengungkapkan uzurnya, alasannya; minta maaf kepada Shafiyah, sampai kebencian itu hilang.
Bisa kebencian itu hilang dengan engkau berbuat kebaikan. Jangan balas kebencian dengan kebencian yang akan mengantarkan kepada saling tidak bertegur sapa nantinya.
Kemudian Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,
❲ وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضِ ❳
"Enggak boleh orang itu menjual atau membeli di atas penjualan dan pembelian saudaranya."
Ana sudah beli barang, umpamanya ana beli di pasar, gelas ini harganya 5 ribu. Lalu di samping, toko sebelah, Mas! 4 ribu di sini..! Subhanallah, dia sudah akad, enggak boleh engkau ganggu dia. Dan ini konsekuensi persaudaraan kita. Semua dari hasad, dari najsy, dari kebencian. Maka ketika melihat saudara kita membeli sesuatu dan sudah akad sama dia, jangan dirusak akadnya dia. Atau dia sudah beli 5 ribu, datang orang, Ana beli 6 ribu! Dia dapat barang 5 ribu, lalu engkau datang mengatakan 6 ribu. Kenapa engkau lakukan itu?!
Kemudian dalam hadits lain disebutkan,
❲ وَلاَ يَخْطُبُ أَحَدُكُمْ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيْهِ ❳
"Enggak boleh kita itu melamar di atas lamaran saudaranya."
Fulanah dilamar sama Fulan, kita tahu. Fulan yang bernama umpamanya Zaid, melamar Fatimah. Ana tahu. Lalu ana datang juga, mengatakan (ya udah pulang ini Zaid, ana datang Zaid pulang; ana datang ke rumahnya), Saya mau melamar juga, putri Bapak. Padahal sudah dilamar sama Zaid. Kalau ana enggak tahu, enggak apa-apa. Atau memang dia mengizinkan, tafadhal. Kalau engkau mau melamar juga, tafadhal. Tapi kalau tidak, enggak boleh, Jamaah. Ini menjaga kehormatan saudara kita.
Ada banyak nilai-nilai indah Islam yang mungkin belum dibumikan di masyarakat. Maka tugas kita menyampaikan hal ini.
Kemudian Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,
❲ وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا ❳
"Kalian jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara."
Muslim itu saudara buat muslim lainnya. Enggak boleh menzaliminya, enggak boleh menghina, merendahkannya; enggak boleh membiarkannya tanpa pertolongan, ... sampai akhir hadits ini, dan pembahasannya sudah dibahas pada hadits sebelumnya.
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment