F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-332: Bab 27 ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah

Audio ke-332: Bab 27 ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-595
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SELASA, 01 Shafar 1446 H / 06 Agustus 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1WWSH0SI7Jlmn0rp0Ziu5jHYQ2xznV9tw/view?usp=sharing

Audio ke-332: Bab 27 Mengagungkan Kehormatan Kaum Muslimin dan Penjelasan tentang Hak-Hak Mereka serta Kasih Sayang terhadap Mereka ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masuk ke hadits yang selanjutnya.

وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ : ❲ المُسْلِمُ أخُوْ الْمُسْلِمِ ؛ لاَ يَخُوْنُهُ ، وَلاَ يَكْذِبُهُ ، وَلاَ يَخْذُلُهُ ؛ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ ؛ عِرْضُهُ ، وَمَالُهُ ، وَدَمُهُ ، التَّقْوَى هَاهُنَا ، بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ ❳ . ❊ رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ، وَقَالَ : (حَدِيْثٌ حَسَنٌ).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia menceritakan, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya. Dia tidak boleh mengkhianatinya, berdusta kepadanya, dan membiarkannya dalam kesulitan. Setiap muslim terhadap muslim yang lain itu adalah haram kehormatan, harta dan darahnya. Takwa itu ada di sini. Cukuplah seorang dikatakan telah berbuat kejahatan, jika dia merendahkan saudaranya yang muslim'."
(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan dia mengatakan bahwa hadits ini hasan).
MasyaaAllah.
Ahibbaty fillah. Kembali Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam dalam kesempatan-kesempatan bersama para sahabatnya, membumikan nilai-nilai persaudaraan.

Kalau bicara, Bagaimana Ustadz, kita membentuk masyarakat yang madani?

Maka jangan berhenti memberikan petuah, memberikan nasihat. Bukan hanya di masjid. Kalau kita bicara kajian di masjid, kembali kita akan berbincang, berapa sih yang hadir? Seribu orang? Dua ribu orang? Jumlah masyarakat di kota Jember umpamanya, ada hampir dua juta mungkin.

Maka di mana pun, sebagai seorang tokoh agama, hendaklah menanamkan nilai-nilai persaudaraan, menanamkan kedamaian. Alhamdulillah, adanya media kita bisa melakukan hal itu. Tapi pesan kepada seluruh muslim yang merasa memiliki ilmu dan telah belajar, untuk menanamkan hal ini. Tadi hadits diriwayatkan Abdullah bin Umar bin Khattab, sekarang Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu.

Di kesempatan lain Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ المُسْلِمُ أَخُوْ الْمُسْلِمِ ❳

Kembali Nabi mengatakan, Muslim itu saudara buat muslim yang lainnya.

Terus kalau bicara saudara, saudara/persaudaraan itu bukan hanya ucapan di lisan, tapi sesuatu yang ada aplikasinya dalam kehidupan. Maka Nabi menjelaskan -'Alaihis-shalatu wassalam- mengatakan,

❲ لاَ يَخُوْنُهُ ❳

Muslim itu enggak berkhianat sama muslim lainnya.

Pengkhianatan-pengkhianatan yang kita lihat dalam kerja sama, dalam akad-akad mudharabah, murabahah; kita kadang kala tanam modal ke sini, ada kerja sama di sana, banyak sekali pengkhianatan-pengkhianatan. Kenapa itu terjadi? Masalah-masalah iman lagi. Maka di akhir hadits Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ التَّقْوَى هَاهُنَا ❳

Ketakwaan itu di sini (tempatnya di hati).

Tapi ketakwaan itu seperti akar pohon, yang pokoknya akan muncul dan memiliki dahan-dahan dan ranting-ranting, kemudian berbuah. Ketakwaan itu buahnya dirasakan orang lain. Maka Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ لاَ يَخُوْنُهُ ❳

Enggak mengkhianatinya.

Pengkhianat itu siapa? Munafik. Kalau bicara pengkhianat, munafik. Dan ada pengkhianatan-pengkhianatan, ada. Maka kita harus lihat, siapa yang ada di sekitar kita.

Yang kedua,

❲ وَلاَ يَكْذِبُهُ ❳

Tidak boleh mendustainya, nipu dia.

Yang jualan nih, kebanyakan penipuan, pengkhianatan itu dalam usaha, dalam urusan harta. Beli barang dikatakan, Ooh baguus, jangan tanya sudah, antum. Ana ngambilnya sekian sekian.
Bohong dia! Maka pedagang yang jujur itu istimewa. Istimewa. Kenapa?

[ التَّاجِرُ الصَّدُوْقُ مَعَ النَّبِيِّيْنَ ]

Pedagang yang jujur itu bersama para nabi derajatnya. Karena enggak mudah.

❲ لاَ يَكْذِبُهُ ❳

Tidak Mendustainya.

Yang pinjam/utang, enggak boleh berurusan mengatakan, Aku mau bayar pekan depan, aku mau bayar bulan depan, aku mau bayar.. padahal dia enggak tahu mau bayar dari mana dia. Maka tolong jelasin, enggak boleh dusta sama dia.

Yang ketiga,

❲ وَلاَ يَخْذُلُهُ ❳

Dan tidak boleh membiarkannya dalam kesulitan.

Ada saudara kita yang sedang kesulitan ini, Jamaah. Kadang kala terjadi perampokan, kadang kala terjadi penjambretan di tengah-tengah masyarakat, atau terjadi kezaliman. Itu orang-orang pada diam, seakan-akan mereka tidak melihat, seakan-akan mereka tidak tahu. Dibiarin saudaranya dijambret, dilukai.

Tatkala solidaritas umat Islam terjaga, masyarakat ini saling mendukung, enggak ada yang berani melukai orang lain karena semua akan pasang badan untuk saudaranya. Dia tidak akan membiarkan saudaranya dalam kesulitan.

Ana pernah melihat ya, beberapa cuplikan video, ada anak dizalimi, yang lainnya pada diam. Kadang kala ada penjambretan dan yang lainnya, ada yang teriak-teriak maling, jambret, copet, apa.., yang lainnya pura-pura enggak dengar. Ke mana solidaritas?!

Tapi di Indonesia, alhamdulillah, kita masih melihat itu ada dan kita perlu tumbuhkan dan kita jaga.

Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan, semua orang Islam atas orang Islam lainnya itu, ada satu kehormatan yang harus dijaga bersama. Haram kita menodai kehormatan tersebut.

Yang pertama, bicara kehormatan dirinya, hartanya. Enggak boleh kita ambil harta saudara kita tanpa cara yang benar. Enggak boleh! Atas dasar apa engkau mengambil harta saudaramu? Kalau atas kezaliman, engkau akan berdosa dan engkau akan dihisab.

Dan juga darahnya. Wallahi, Jamaah. Kalau bicara darah ya, begitu banyaknya kasus-kasus pembunuhan, mutilasi; ada yang dibakar, ada yang ditemukan disemen. Allahu Akbar.

Lalu Beliau 'Alaihis-shalatu wassalam menjelaskan, takwa itu di sini. Jadi, kadang kala ada orang-orang yang amalnya enggak baik, yang penampilannya tidak menampakkan ketakwaan, lalu dia berkata, Takwa itu di sini.
Na'am, sahih. Takwa itu di hati. Tempatnya itu di hati. Tapi ucapanmu menunjukkan kalau engkau enggak bertakwa.

Tahu dari mana?

Engkau berbohong, engkau berdusta. Orang diajak shalat, Oh yaa Akhi, takwa itu di sini. Jangan dipikir itu orang yang shalat orang baik ya..
Ketika melihat wanita yang berjilbab (umpamanya dia katakan), Hei, takwa itu di hati. Ada yang mengatakan, Lebih baik ditutupin dulu hatinya; daripada tubuhnya ditutupi, tapi hatinya enggak bertakwa.

Sejatinya dari hati ke tubuh kelihatan, nampak kalau dia orang bertakwa. Orang bertakwa itu yang ikut aturan; melaksanakan perintah, menjauhi larangan. Itu takwa. Enggak perlu gembar-gembor dengan isi hatimu kalau engkau orang paling bertakwa. Tapi tunjukkan dengan amal perbuatan, baik itu hablum minallah atau hablum minannaas.

Jadi kalau ana lihat ada orang sering ke masjid itu bukti dia bertakwa, na'am. Ana enggak tahu dengan isi hati dia, tapi ana melihat dia melangkahkan kakinya ke rumah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Pantas ana mengatakan, InsyaaAllah dia orang bertakwa. Tapi kalau engkau enggak shalat lalu mengatakan, Alhamdulillah, takwa itu di hati, ya kita lihatlah!

Kita kalau bicara agama, kadang kala orang itu meremehkan agama. Tapi kalau bicara aturan perusahaan, aturan tempat kerja dia, dijunjung tinggi sama dia; harus ditaati, harus dipatuhi. Orang itu disiplin, disiplin dulu sama yang ngasih kepadamu anggota tubuh ini, disiplin dulu sama yang memberikan rezeki kepadamu, sebelum engkau disiplin dengan aturan tempat engkau kerja!

Engkau bekerja enggak lama. Baru bekerja. Fasilitas yang diberikan oleh tempat kerjamu juga sementara. Kita yang dikasih sama Allah dari lahir kita bisa bernafas. Ada sedikit gangguan pernafasan, kita harus pakai oksigen. Berapa engkau harus bayar?

Maka takwa itu di hati, tempatnya di hati. Tapi aplikasinya disebutkan sama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.

Jadi orang, kalau orang itu peduli sama saudaranya, tidak berkhianat, nampak, Ooh, ini orang bertakwa, insyaaAllah.

Lalu Beliau menjelaskan kalau bicara kejahatan kepada saudara kita. Kalau tadi bicara pengkhianatan, bicara dusta, bicara membiarkan dia dalam kesulitan, lalu Beliau menjelaskan bahwasanya cukup sebagai kejahatan,

❲ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ ❳

Engkau merendahkan saudara muslim.

Itu cukup sebagai kejahatan saudara kepada saudara yang lain. Engkau merendahkan, meremehkan saudaramu.

Wallahi, Jamaah. Ada sesuatu mungkin yang kita merasa mampu melakukannya dan saudara kita tidak mampu melakukannya. Bisa jadi dia memiliki sesuatu yang lebih indah daripada yang engkau miliki. Maka jangan suka mencaci, memaki, meremehkan orang lain. Jangan!

Tapi dia ngomongnya juga enggak bener..!
Tapi kalau bicara dia ngomongnya enggak bener, tugasmu memperbaiki. Tadi kita sudah singgung di awal, kesalahan itu untuk diperbaiki, kekurangan itu untuk disempurnakan, aib itu ditutupi. Bukan kesalahan itu dibesar-besarkan, bukan! Aib bukan untuk ditebarkan.

Tapi ada orang melakukan kesalahan memang enggak boleh didiamkan, na'am. Kita perlu melihat kapan didiamkan dan ditutupi, kapan kesalahan itu perlu dilaporkan.

Umpamanya, Ana lihat, ini kezaliman, Ustadz. Kalau dibiarkan akan berbahaya.
Sama dia berbahaya, perlu dikasih nasihat.

Kadang kala ada ucapan-ucapan orang yang menistakan agama. Apa dibiarkan, Ustadz? Tidak. Sebagai bentuk kalau kita menganggap dia saudara kita.

Kita akan lihat nanti, hadits selanjutnya, bagaimana kita disuruh membantu saudara kita, menolong saudara kita dalam kondisi dia berbuat zalim atau dia dizalimi. Tetap kita bantu dia supaya enggak terus-terusan dia dapat salah dan dosa. Diberhentikan. Seperti kalau kita melihat ada kereta api yang hendak menabrak, kita berusaha untuk memberhentikannya, bukan membiarkannya.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+