Audio ke-211: Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya ~ Pembahasan Surah An-Nisaa Ayat 59

Audio ke-211: Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya ~ Pembahasan Surah An-Nisaa Ayat 59
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-444
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SENIN, 13 Jumadil Awwal 1445 H / 27 November 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-211: Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya ~ Pembahasan Surah An-Nisaa Ayat 59


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita lanjutkan kajian kita.

{ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا }
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan ulil amri di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."(QS. An-Nisaa: 59)
Thayyib. Al-Imam An-Nawawi menyebutkan potongan ayat, dan ayat ini memiliki hubungan dengan ayat yang sebelumnya atau dengan awal ayat, ketika Allah mengatakan, "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah, taatilah Rasul (Muhammad) dan ulil amri minkum ( اُولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ )."

Ulil amri adalah penguasa dan maknanya juga ulama, di mana penguasa tidak akan bisa istiqamah tanpa ada ulama yang membimbingnya, tanpa ada ulama yang mengarahkannya, karena kekuasaan itu terkadang membuat orang jadi arogan, membuat orang jadi semena-mena melakukan kezaliman. Sehingga imam yang adil itu berat sekali, karena terkadang fitnah jabatan dan kedudukan membuat dia melakukan tindakan-tindakan yang memalukan dia sebenarnya pada nantinya.

Maka adanya ulama yang memberikan arahan, Allah perintahkan supaya kita taat kepada Allah, taat kepada Rasul-Nya, dan ulil amri. Selama perintah ulil amri tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya, jalani. Lalu Allah menyebutkan,

{ فَاِنْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ }

Kalau terjadi pertikaian di antara kalian, ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, Gimana nih? Fulan mengatakan boleh; Fulan mengatakan enggak boleh. Solusinya bagaimana? Maka kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya, bukan "apa kata ustadz saya". Oh, kata kyai saya seperti ini; kata ustadz saya seperti ini; kata guru ana seperti ini.. Thayyib, enggak apa-apa, enggak masalah. Kalau bicara pendapat, silakan, karena pendapat itu bisa diterima dan bisa ditolak.

Di sini Allah mengarahkan kepada kita untuk mengembalikan permasalahan yang dipertikaikan kepada Allah dan Rasul-Nya, bukan kepada ulil amri, bukan kepada penguasa, bukan kepada ulama. Karena kalau bicara ulama, mereka mempunyai sisi pandang yang berbeda. Tapi kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya, kalau kalian beriman. Kalau enggak beriman, enggak usah. Ini khusus buat yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Dan itulah solusi yang terbaik menghadapi semua permasalahan yang ada, Jamaah. Karena banyak permasalahan yang tidak ketemu penyelesaiannya.

Apa penyebabnya? Karena kita bersikeras mengikuti "mazhab saya". Ini mazhab saya, itu mazhab kamu, kita beda mazhab. Thayyib, beda mazhab boleh. Ada mazhab Hanafi, ada mazhab Syafi'i, ada mazhab Maliki, ada mazhab Hambali. Tapi ketika kita bertikai, ya sudah, kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya, kalau kita beriman.

Sehingga, Jamaah, kita diperintahkan untuk menjaga ukhuwah islamiyah (persaudaraan). Tapi bukan berarti kita tidak beramar ma'ruf nahi munkar. Sudah.. pendapatmu-pendapatmu, pendapatku-pendapatku.

Kalau pendapatnya salah, Imam Syafi'i mengoreksi gurunya, Imam Syafi'i mengoreksi mazhab Hanafi, dan itu tidak dikatakan merusak persaudaraan. Tidak! Yang salah tetap dikatakan salah. "Loh, kan dia punya pendapat, punya dalil, Imam Abu Hanifah?!" Iya, tetapi dikoreksi oleh Imam Syafi'i, dan terjadi perdebatan antara Imam Syafi'i dan muridnya Imam Hanafi, kalau enggak salah Abul Hasan. Itu terjadi dialog, diskusi di antara mereka.

Kenapa Imam Syafi'i melakukan itu? Karena dia paham. Memang kalau ada masalah yang diperselisihkan, balikinnya itu bukan nafsi-nafsi. Menurut kamu, menurut kamu; menurut saya, menurut saya. Enggak! Ini masalah harus dikembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════

Post a Comment for "Audio ke-211: Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya ~ Pembahasan Surah An-Nisaa Ayat 59"