📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-376
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 RABU, 06 Shafar 1445 H / 23 Agustus 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1tZdj2J-z3YnPEP3A2yKQDT9W1M0uvcI6/view?usp=sharingAudio ke-143: Bab 11 Bersungguh-sungguh ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.
Thayyib. Kita akan masuk kepada hadits-hadits yang disebutkan oleh As-Syaikh An-Nawawi dalam kitabnya ini.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ❲ إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ : مَنْ عَادَ لِي وَلِيًّا ؛ فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ ، وَلَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ ؛ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ ❳ . ❊ رَوَاهُ البُخَارِيُّ [٦٥٠٢].
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, 'Barang siapa yang memusuhi wali orang kecintaan-Ku, maka Aku menyatakan perang kepadanya. Dan tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai dari apa-apa yang sudah Aku wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku akan terus mendekatkan diri kepada-Ku, dengan mengerjakan hal-hal sunah hingga Aku mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengarannya yang dia pergunakan untuk mendengar; sebagai penglihatannya yang dia pergunakan untuk melihat; sebagai tangannya yang dia pergunakan untuk memukul; dan sebagai kakinya yang dia pergunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Dan jika dia memohon perlindungan kepada-Ku, niscaya Aku akan melindunginya'." (HR. Bukhari)
Subhanallah.
Dalam Hadits Qudsi ini disebutkan tentang proses bagaimana memerangi jiwa kita. Di awal hadits dijelaskan tentang bagaimana Allah Jalla Jalaluh membela kekasih-kekasih-Nya. Siapa sih kekasih Allah? Maka di sini disebutkan setelah itu, bahwasanya kalau ada orang mengaku-ngaku kekasih Allah, tapi tidak melewati proses yang disebutkan di sini.
Yang pertama, yaitu mendekatkan diri dengan yang wajib-wajib. Ini proses, harus dilewati. Engkau ingin menjadi wali Allah? Maka kerjakan yang wajib-wajib.
Setelah menyelesaikan yang wajib-wajib, ini perlu perjuangan diri kita, Jama'ah. Melaksanakan kewajiban kita, kita perlu energi, kita perlu waktu, kita perlu harta melaksanakan kewajiban kita. Kalau bicara harta, umpamanya seorang ketika bershadaqah, seorang ketika berangkat haji, ada yang harus keluar ratusan juta. Mungkin sebelum berpikir kalau uang itu dipergunakan untuk bisnis atau usaha, tapi dia memerangi diri dia dengan melaksanakan yang wajib-wajib.
Setelah yang wajib tuntas, di sini dia naik lagi, memerangi jiwanya untuk melaksanakan yang sunah-sunah, An-nawaafil ( النَّوَافِلُ ).
Awalnya hanya shalat lima waktu; awalnya hanya umrah yang wajib saja, hanya haji yang wajib saja; awalnya hanya puasa yang wajib saja. Tapi kemudian dia berusaha untuk naik ke jenjang selanjutnya. Dalam urusan dunia kita lihat orang-orang berjuang untuk itu. Untuk menjadi waliyyullah (وَ لِيٌّ الله), untuk menjadi orang yang dicintai Allah.
Kita lihat orang yang baru masuk menjadi polisi, menjadi tentara, yang masih perwira rendah atau kemudian naik lagi, naik lagi, naik lagi, naik lagi, sampai menjadi Kapolri umpamanya, sampai bintang empat. Dia berjuang untuk mendapatkan hal itu. Tapi sayangnya perjuangan itu akan berakhir dengan pensiun. Pensiun, selesai. Jenderal bintang empat, pensiun, habis sudah.
Sedangkan di sini, ini orang berjuang dengan melaksanakan yang sunah-sunah. Dia tambahi shalatnya dengan yang sunah, dia tambahi puasanya dengan yang sunah, dia tambahi zakatnya dengan yang sunah, dia tambahi hajinya dengan yang sunah. Dia wakaf hartanya, dia bangun masjid. Hal-hal yang sunah dia lakukan sampai "Aku mencintai dia." Allah yang mencintai orang ini.
Kalau sudah dicintai Allah, maka selesai urusannya. Dia akan menjadi pendengaran Allah, artinya dia tidak akan mendengarkan kecuali sesuatu yang diridhai Allah. Allah yang akan mengarahkan dia. Dia tidak akan melihat kecuali sesuatu yang ditakdirkan Allah. Dia tidak akan berbicara kecuali dengan bimbingan Allah. Dia tidak akan menggerakkan tangannya kecuali dengan bimbingan Allah. Dia tidak akan melangkahkan kakinya kecuali ke tempat yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah akan berikan taufik kepada dia, istiqamah di atas jalan Allah.
Jadi kalau bicara menjadi waliyyullah, yang akan Allah berikan:
- Pertama, orang ini akan istiqamah, kalau dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala. Istiqamah di atas kebenaran dan kebaikan.
- Setelah Allah berikan istiqamah kepada dia, (ini karomah yang lainnya) kalau berdoa Allah kabulkan. Doanya mustajab.
- Kemudian kalau dia minta perlindungan sama Allah, Allah kabulkan. Allah kasih perlindungan kepada dia.
- Tapi yang terutama menjadi waliyyullah adalah dibimbing Allah untuk senantiasa taat, untuk istiqamah di atas kebenaran.
Karena ada sebagian orang berpikir, jadi waliyullah itu kebal; jadi waliyyullah itu bisa terbang; jadi waliyyullah itu doanya mustajab. Na'am, tapi sejatinya proses yang dilewati menjadi waliyyullah, Allah berikan taufik kepada dia, istiqamah, di mana Allah akan mengirim malaikat-malaikat-Nya yang senantiasa memberikan kabar gembira kepada dia, agar dia tidak takut dan tidak khawatir.
Jadi ini berkaitan dengan berjuang melaksanakan yang wajib, kemudian berjuang melaksanakan yang sunah.
Sampai kapan melakukan itu? Mungkin ada yang berpikir, Sampai kapan Ustadz? Capek, lelah. Sampai mati!
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
"Melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangannya sampai kematian itu tiba."
Barakallahu fiik.
Maka ingat, yang wajib, baru yang sunah. Dan ini menuntut, -hadits ini- menuntut kita untuk belajar. Untuk sekarang, kita ngaji. Ada orang yang mencukupkan belajar ilmu, Ustadz, ana pokoknya tahulah, tauhid, tahu shalat lima waktu, puasa, selesai. Tapi ada yang enggak, Ana mau nambah lagi ilmu ana. Seperti yang kita lakukan hari ini.
Maka ingat, yang harus dilakukan seorang muslim adalah belajar, sehingga dia tahu mana yang wajib, mana yang haram, mana yang makruh. Awalnya dia tinggalkan yang haram. Setelah yang haram dia tinggalkan, dia berusaha meninggalkan yang makruh. Setelah yang makruh dia tinggalkan, dia berusaha untuk meninggalkan sebagian yang halal, karena menurut dia takut mengambil waktu dia untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Meninggalkan sebagian yang halal, untuk lebih fokus beribadah karena takut yang halal menyeret dia kepada yang makruh, yang makruh menyeret dia kepada yang haram.
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment