📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-346
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 RABU 23 Dzulhijjah 1444 H / 12 Juli 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/10el_9Bu5bynZ0AilkKdxpbixZ2Xl-wJP/view?usp=sharingAudio ke-113: Bab 07 Yakin dan Tawakal ~ Pembahasan Hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.
Kemudian beliau menyebutkan beberapa hadits yang berkaitan dengan bab ini.
Kita masuk kepada hadits yang pertama.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ : ❲ عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ ، فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْطُ، وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلاَنِ ، وَالنَّبِيَّ وَلَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ ؛ إِذْ رُفِعَ لِى سَوَادٌ عَظِيْمٌ ، فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ مِنْ أُمَّتِي، فَقِيْلَ لِى : هَذَا مُوسَى وَقَوْمُهُ ، وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْأُفُقِ ؛ فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيْمٌ ، فَقِيْلَ لِى : اُنْظُرْ إِلَى الْأُفُقِ الْآخَرِ ، فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيْمٌ ، فَقِيْلَ لِي : هَذِهِ أُمَّتُكَ ، وَمَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفاً يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ ❳ ، ثُمَّ نَهَضَ ، فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ، فَخَاضَ النَّاسُ فِي أُوْلَئِكَ الَّذينَ يَدْخُلُونَ الْجنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ : فَلَعَلَّهُمُ الَّذِينَ صَحِبُوا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَقَالَ بَعْضُهُم : فَلَعَلَّهُمُ الَّذِينَ وُلِدُوا فِي الْإسْلاَمِ ، فَلَمْ يُشْرِكُوا بِاللهِ شَيْئاً . وَذَكَرُوا أَشْيَاءَ . فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ : ❲ مَا الَّذي تَخُوضُونَ فِيهِ؟ ❳ ، فَأَخْبَرُوهُ ، فَقَالَ : ❲ هُمُ الَّذِينَ لَا يَرْقُونَ، وَلَا يَسْتَرْقُونَ ، وَلاَ يَتَطَيَّرُوْنَ ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ❳ ، فَقَامَ عُكَّاشَةُ بْنُ مُحْصَنٍ ، فَقَالَ : ادْعُ اللهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ! فَقَالَ : ❲ أَنْتَ مِنْهُمْ ❳ ، ثُمَّ قَامَ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ : ادْعُ اللهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ! فَقَالَ : ❲ سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ ❳ . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ [ البُخَارِىُّ (٦٥٤١)، وَمُسْلِمٌ (٢٢٠) ].
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma ia berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Pernah diperlihatkan kepadaku beberapa umat, lantas aku melihat seorang nabi yang bersamanya terdapat sekelompok kecil orang; seorang nabi yang lain bersama satu dan dua orang; lalu seorang nabi yang tidak ada seorang pengikut pun bersamanya. Tiba-tiba diperlihatkan kepadaku sekelompok besar. Maka aku mengira mereka adalah umatku. Kemudian dikatakan kepadaku, 'Ini adalah Musa dan kaumnya, akan tetapi lihatlah ke ufuk itu.' Maka aku pun melihatnya dan tiba-tiba terlihat sekelompok besar. Kemudian dikatakan kepadaku, 'Lihatlah ke ufuk lain,' dan ternyata ada lagi satu rombongan besar. Dan dikatakan kepadaku, 'Inilah umatmu.' Bersama mereka ada 70.000 orang yang masuk surga tanpa dihisab dan tanpa diazab."
Sesudah itu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bangkit dan masuk ke rumah. Kemudian orang-orang pun ramai dalam membicarakan perihal mereka yang dikabarkan akan masuk surga tanpa dihisab dan tanpa diazab itu. Sebagian mereka berpendapat, barangkali mereka sahabat Rasulullah; dan sebagian lain berpendapat, barangkali mereka itu orang-orang yang dilahirkan dalam masa Islam, sebab mereka tidak akan pernah berbuat satu kemusyrikan kepada Allah, hingga mereka menyebutkan beberapa hal.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam keluar rumah dan menemui mereka, dan Beliau bertanya, "Apakah yang kalian perbincangkan tadi?" Mereka pun memberitahu Beliau. Lantas Beliau bersabda, "Mereka itu orang-orang yang tidak meminta diruqyah, tidak thathayyur (memprediksikan baik buruknya sesuatu hal melalui penampakan burung atau sejenisnya), dan hanya bertawakal kepada Rabb mereka."
Lalu Ukkasyah bin Mihshan berdiri dan berkata, "Berdoalah kepada Allah agar aku termasuk di dalam golongan mereka." Maka Beliau menanggapi, "Kamu termasuk di dalam golongan mereka." Lalu ada orang lain yang meminta, "Berdoalah kepada Allah, agar aku termasuk dalam golongan mereka." Namun kali ini Beliau menanggapi, "Kamu sudah didahului Ukkasyah."
(Muttafaqun 'alaih)
Subhanallah, Jamaah.
Ini hadits pertama yang berkaitan dengan tawakal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ditampakkan kepadanya umat-umatnya.
Kalau kita lihat seorang ketika berdakwah menyampaikan agama Allah ini, yang menjadi target utamanya adalah menyampaikan dan kita berkeinginan orang-orang mendapatkan hidayah dari apa yang kita sampaikan. Tapi hasilnya itu bukan milik kita, sehingga Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan, ada nabi yang tidak ada pengikutnya. Sama sekali enggak ada pengikutnya. Apakah dikatakan dia tidak sukses? Dia sukses. Karena kewajiban para nabi adalah:
{ وَمَا عَلَيْكَ إِلَّا ٱلْبَلَٰغُ }
"Kewajibanmu adalah menyampaikan"
Kemudian ditampakkan kelompok yang besar yaitu umat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian ditampakkan kelompok yang memenuhi ufuk. Yang satu ufuk yang lainnya penuh, itulah umat Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Dan semua kita termasuk yang ada pada kelompok tersebut.
Kemudian ada sebuah kelebihan buat umat Nabi Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam; adanya 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab tanpa azab. Masuk surga dia. Ketika orang sedang dihisab, sedang ditimbang, ini orang langsung masuk surga. Allah perkenankan dia melewati shirath untuk masuk ke dalam surga Allah Jalla Jalaluh. Jumlahnya 70.000 orang dalam hadits ini.
Kemudian setelah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menyampaikan itu, Beliau pergi. Ini sebuah cara berdakwah atau metode menyampaikan sesuatu, itu menutup kajian dengan sesuatu yang membuat orang penasaran. Dan ini dipakai dalam acara film-film, sinetron-sinetron yang bersambung. Terkadang mereka dipotong filmnya dalam kondisi orang penasaran: apa nih yang bakal terjadi?
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam membuat para sahabatnya penasaran, agar apa? Agar mereka siap untuk menerima, menanti jawaban. Ketika jawaban itu datang, hati mereka sudah terbuka. Maka para sahabat akhirnya berbincang di antara mereka sendiri. Ada yang mengatakan, mungkin itu yang 70.000 itu para sahabat Nabi. Ada yang mengatakan, mungkin mereka orang-orang yang lahir Islam, sedangkan para sahabat ini sebagian di antara mereka baru masuk Islam, ya akhir-akhir hayat. Mereka selama hidupnya berbuat syirik, berbuat dosa, mungkin enggak pantas mereka masuk surga tanpa hisab tanpa azab. Ini perbicangan di antara mereka, dan banyak lagi.
Akhirnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam datang menjumpai mereka dan Nabi menyampaikan kepada mereka,
❲ هُمُ الَّذِينَ لَا يَرْقُونَ ❳
70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab tanpa azab, disebutkan yang pertama, mereka adalah orang-orang yang meruqyah. Ini lafadz Imam Muslim [ لَا يَرْقُونَ ]. Sedangkan lafadz Imam Bukhari disebutkan [ لَا يَسْتَرْقُونَ ], mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah.
Oleh karena itu ucapan [ لَا يَرْقُونَ ] (orang-orang yang tidak meruqyah) ini disalahkan oleh para ulama. Lafadz ini yang tsabit (yang kuat, yang sahih, -ed) adalah [ لَا يَسْتَرْقُونَ ]. Mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah. Karena ada perbedaan antara orang yang meruqyah. Orang yang meruqyah ini, tidak ada kaitannya dengan tawakal sama sekali. Orang ini malah berbuat baik sama orang lain. Artinya dia ketika meruqyah, dia bertawakal sama Allah, Allah yang bisa menyembuhkan. Tapi orang ini sedang berbuat baik sama orang lain, sehingga yang sahih adalah [ لَا يَسْتَرْقُونَ ]. Mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah.
Kemudian muncul pertanyaan, apakah orang yang minta diruqyah, otomatis akan keluar dari 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab tanpa azab?
Sebagian ulama berpendapat "iya". Zahir hadits ini mengatakan, "Mereka orang-orang yang tidak minta ruqyah." Berarti ketika orang minta diruqyah, otomatis keluar.
Sebagian ulama, ini disebutkan oleh Syaikh bin Utsaimin rahimahullahu Ta'ala, bahwa sebagian di antara mereka mengatakan, yang dimaksud [ لَا يَسْتَرْقُونَ ] adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah tanpa sebab.
Ini di Indonesia kadang kala ada orang, Coba ana, ana mau ruqyah, barangkali ana mungkin ada jinnya, ana mau lihat, ana mau ruqyah. Orang enggak sakit minta diruqyah. Orang tidak ada apa-apa, minta diruqyah. Maka ini yang tidak akan masuk surga tanpa hisab, tanpa azab.
Maka ada dua pendapat para ulama.
• Yang pertama [ لَا يَسْتَرْقُونَ ] adalah orang yang minta diruqyah, baik sebelum sakit atau sesudah sakit.
• Pendapat yang kedua, makna [ لَا يَسْتَرْقُونَ ] adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, padahal dia tidak sakit.
Kemudian di riwayat lain disebutkan:
[ وَلَا يَكْتَوُوْنَ ]
Mereka adalah orang-orang yang tidak minta di-kay (pengobatan dengan besi panas, -ed). Tidak minta di-kay.
• Kemudian yang ketiga [ وَلاَ يَتَطَيَّرُوْنَ ].
Ini disebutkan tadi, mereka adalah bukan orang-orang yang thathayyur, yang memprediksi baik buruknya nasib itu dengan penampakan burung; melihat sesuatu. Dulu kalau dengar suara burung gagak, Oh.. ini akan ada musibah, umpamanya. Ada sebagian orang kalau buka toko, awal pagi buka toko, tahu-tahu pembeli pertama itu orang yang (afwan) picek/orang yang cacat. Orang itu langsung tutup tokonya. Karena apa? Karena, Haduh, kayaknya enggak ada rezeki ini, ada apa lama-lama.
Ada yang thathayyur percaya dengan hari-hari; ada hari-hari buruk atau bulan buruk. Dulu di Indonesia, sampai sekarang masih ada, orang itu kalau hari Selasa enggak mau pijat (tukang pijat itu enggak mau memijat). Hari Selasa tutup, klinik pijatnya tutup. Kenapa? Karena dia percaya hari Selasa ini hari naas; atau hari Rabu. Naudzubillahi min dzalik. Orang-orang yang masuk surga tanpa hisab tanpa azab, enggak percaya sama yang kayak gitu-gitu.
{ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ }
"Mereka adalah orang-orang yang berserah diri sama Allah Jalla Jalaluh."
Jamaah, ingat! Tidak bertentangan antara seorang berobat dan tawakal. Tapi berusahalah untuk menghindari hal-hal yang tadi disebutkan oleh Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam (minta diruqyah).
Kita kalau sakit, ada orang datang umpamanya ke rumah kita. Kemudian biarkan dia; kalau dia mau meruqyah, biarkan dia meruqyah kita, dia pegang perut kita, dia tanya. Kita cukup menyampaikan ketika dia tanya, gimana kabar? Alhamdulillah, ana sakit sini ana, atau enggak enak sini. Enggak perlu antum ngomong, Antum tolong ruqyah ana. Enggak perlu. Tapi antum tunjukkan sakitnya. Kalau dia orang baik, dia akan meruqyah antum, untuk menghindari pendapat para ulama yang mengatakan,
[ لَا يَسْتَرْقُونَ ]
Artinya orang-orang yang tidak minta diruqyah, sama sekali.
Kemudian, mereka adalah orang-orang yang bertawakal kepada Allah, Allah akan mencukupi dia.
Akhirnya sahabat Nabi yang bernama Ukkasyah bin Mihshan dia mengatakan, "Ya Rasulullah, do’akan semoga aku termasuk dari mereka."
Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,
❲ أَنْتَ مِنْهُمْ ❳
Ini keliatan orang ini, orang yang begitu semangat untuk mendapatkan kebaikan.
"Engkau termasuk mereka."
Datang orang nyusul, orang lain mengatakan,
ادْعُ اللهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ
"Do’akan supaya aku termasuk dari mereka."
Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan, "Sudah keduluan Ukkasyah."
Nabi menutup pintu ini, Jamaah.
Maka Jamaah, ingat! Berkaitan dengan tawakal ini, maka itu menjadi syarat utama untuk masuk surga tanpa hisab tanpa azab; hindari yang namanya minta diruqyah.
Di masa Nabi 'Alahis-shalatu wassalam, ada seorang sahabat wanita yang minta sama Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam supaya dido’akan disembuhkan. Lalu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam memberikan pilihan kepada dia, "Engkau bersabar, engkau masuk surga. Atau aku do’akan semoga Allah menyembuhkan engkau." Kata perempuan ini, "Ya Rasulullah, aku akan sabar, enggak usah dido’akan." Karena dia minta dido’akan pada waktu itu.
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment