📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-352
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 KAMIS 02 Muharram 1445 H 20 Juli 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/151iYTXgw1BRmrrdZ8bX1qPpFqFyyACr6/view?usp=sharing💽 Audio ke-119: Bab 07 Yakin dan Tawakal ~ Pembahasan Hadits Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhu
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.
Ahibbaty Fillah.
Pada kesempatan yang indah ini, kita kembali melanjutkan pembahasan tentang Bab Keyakinan dan Tawakal dari Kitab Riyadush Shalihin (Tamannya orang-orang yang saleh).
Kita telah mengetahui bahwasanya tawakal bermakna percaya bahwa hanya Allah yang bisa membantu, dan menyerahkan semuanya kepada Allah Jalla Jalaluh.
Keyakinan adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan seorang muslim. Dengan dia yakin bahwa Allah-lah pencipta alam ini, Allah-lah yang hanya bisa menyelamatkan dia, Allah-lah yang hanya bisa memberikan solusi dan jalan keluar kepadanya, maka dia akan tenang hidup menghadapi permasalahan apa pun.
Kita sudah mendengarkan hadits pertama sampai ketujuh. Kita hari ini akan sampai kepada hadits yang kedelapan, InsyaaAllah.
عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُثْمَانَ بْنِ عَامِرِ بْنِ عُمَرَ بْنِ كَعْبِ بْنِ سَعْدِ بْنِ تَيْمِ بْنِ مُرَّةَ بْنِ كَعْبِ بْنِ لُؤَيِّ بْنِ غَالِبٍ الْقُرَشِيِّ التَّيْمِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ؛ وَهُوَ وَأَبُوهُ وَأُمُّهُ صَحَابَةٌ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ ، قَالَ : نَظَرْتُ إِلَى أَقْدَامِ الْمُشْرِكِينَ وَنَحْنُ فِي الْغَارِ ؛ وَهُمْ عَلَى رُؤُوسِنَا ، فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ! لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ نَظَرَ تَحْتَ قَدَمَيْهِ لَأَبْصَرَنَا ، فَقَالَ : ❲ مَا ظَنُّكَ يَا أَبَا بَكْرٍ بِاثْنَيْنِ! اللهُ ثَالِثُهُمَا؟! ❳. ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ [ الْبُخَارِيُّ (٣٦٥٣)، وَمُسْلِمٌ (٢٣٨١)].
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu (Abdullah bin Utsman bin Amir bin Umar bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib Al-Qurasyi At-Taimy radhiyallahu 'anhu), dia bersama ayah dan ibunya adalah sahabat Nabi radhiyallahu 'anhum, dia bertutur, "Ketika kami berada di suatu gua yakni Gua Tsur, aku melihat kaki orang-orang musyrik di atas kepala kami. Lalu aku berkata, 'Wahai Rasulullah! Seandainya salah seorang di antara mereka melihat ke bawah kakinya, niscaya dia akan melihat kita.' Maka Beliau pun bersabda, 'Hai Abu Bakar! Apa yang kamu perkirakan dengan dua orang, sedangkan Allah yang ketiganya'."(Muttafaqun 'alaih)
MasyaaAllah.
Di sini disebutkan nasabnya Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu Ta'ala 'anhu, bahwasanya Abu Bakar bersama ayahnya, bersama ibundanya, mereka semua adalah sahabat Nabi radhiyallahu Ta'ala 'anhum. Jadi keluarga yang bapak ibunya masuk Islam di masa Nabi Alaihis-shalatu wassalam, di antaranya adalah keluarganya Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu Ta'ala 'anhum.
Abu Bakar menceritakan sebuah peristiwa hijrahnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Selama sepuluh tahun Beliau berdakwah; mengajak kepada Allah, memerangi kesyirikan. Di tahun ke-10 Hijriyyah, meninggallah pamannya yang selama ini menjadi penopang dakwah Beliau, pelindung dakwah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Meninggal pula istrinya tercinta, Khadijah radhiyallahu Ta'ala 'anha.
Gangguan orang-orang musyrikin bertambah kuat. Akhirnya Allah memperkenankan bagi Beliau dan para sahabatnya berhijrah meninggalkan kota Mekah. Setelah para sahabat pergi, baru Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berangkat bersama Abu Bakar.
Kita lihat yang namanya tawakal. Tawakal itu bukan berarti tidak ada usaha. Bukan berarti Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam meninggalkan Mekah terang-terangan dengan dalil bertawakal kepada Allah, padahal darah Beliau telah dihalalkan oleh orang-orang musyrikin.
Maka Beliau pergi di malam hari; memerintahkan kepada Ali bin Abi Thalib untuk tidur di atas ranjangnya. Beliau tidak langsung ke kota Madinah, tapi Beliau bersembunyi di arah yang berbeda dengan arah kota Madinah. Beliau bersembunyi di dalam gua yang dikenal dengan "غَارُ ثَوْر" (ghar tsaur) yang berada di Gunung Tsur. Di situ Beliau bersembunyi.
Jama'ah.
Kebesaran Allah, keagungan Allah. Allah ingin memberikan pelajaran kepada kita, bahwa suatu kesuksesan, suatu kejayaan, itu diraih dengan perjuangan. Allah Jalla Jalaluh bisa memindahkan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam secara langsung dalam hitungan detik dari Mekah menuju Madinah seperti peristiwa Isra'-Mi'raj. Tapi ini tidak.
Nabi bersembunyi. Sebagai bentuk tawakalnya, Beliau bersembunyi di dalam gua. Ketika itu orang-orang musyrikin mencari keberadaan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Mereka mendapatkan jejak, bahwa ada orang yang naik ke Jabal Tsur. Naiklah mereka. Sampai di atas, ditemukan gua. Gua itu kecil dan orang yang berada di mulut gua kalau lihat ke kakinya, akan tampak Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam bersama Abu Bakar di dalamnya.
Di sini Abu Bakar mengatakan kepada Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam,
يَا رَسُولَ اللِه! لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ نَظَرَ تَحْتَ قَدَمَيْهِ لَأَبْصَرَنَا
"Ya Rasulullah, andai kata salah seorang di antara mereka melihat ke bawah kakinya, mereka akan melihat kita."
Lalu, lihat bagaimana keyakinan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Kita itu melaksanakan perintah, jauhi larangan, sisanya serahkan sama Allah Jalla Jalaluh. Maka Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan dengan penuh keyakinan kepada Abu Bakar,
مَا ظَنُّكَ يَا أَبَا بَكْرٍ
Apa yang kamu persangkakan (perkirakan) dua orang sedangkan Allah yang ketiga.
Selesai.
Ada riwayat-riwayat dalam buku sejarah yang menyatakan di situ ada laba-laba yang menutupi, di situ ada burung dara, bahkan dikatakan ada pohon yang tumbuh di mulut gua. Ada banyak riwayat, tapi kebanyakan riwayat-riwayat tersebut tidak sahih.
Yang ada, kata Syaikh ibn Utsaimin rahimahullahu Ta'ala, bahwasanya Allah memang menjadikan orang-orang musyrikin tidak melihat Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Bukan dikarenakan ada laba-laba, bukan dikarenakan ada pohon di mulut gua, tapi memang ditutupi mereka, sehingga mereka tidak bisa melihat keberadaan Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam.
Inilah keyakinan yang harus dimiliki seorang muslim. Berusahalah semampumu, sekuat tenagamu, sisanya serahkan kepada Allah.
Wallahi, ana ada pertanyaan yang datang kepada ana dari seorang wanita yang dia diceraikan oleh suaminya, yang sebelum perceraian itu terjadi, dia dibawa ke psikiater, karena menurut keluarga suaminya, dia gila (istrinya dikatakan gila). Dibawa ke psikiater. Hasilnya, psikiater mengatakan, Enggak ada masalah dengan istrimu, dia sehat. Hanya satu yang dia perlu, perhatian aja. Akhirnya, berita kalau dia itu orang gila tersebar di mana-mana.
Apa yang harus dilakukan oleh seorang muslim ketika mendapatkan ujian yang berat? Yakin kalau Allah Jalla Jalaluh tidaklah memberikan ujian kecuali sesuai dengan kemampuan hamba. Dan ujian itu datang untuk menghapuskan dosa, mengangkat derajat. Tugasmu, menyerahkan semuanya sama Allah.
Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam keluar meninggalkan kota Mekah, berangkat ke Jabal Tsur. Bersembunyi di dalam gua, bertahan selama tiga hari. Setelah itu baru melanjutkan perjalanan ke kota Madinah.
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment