📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-611
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 RABU, 23 Shafar 1446 H / 28 Agustus 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1qGFStSM5t6bGpQh_grAu7-VfOoPpN6vI/view?usp=sharingAudio ke-348: Bab 30 Syafaat (Memberikan Pertolongan kepada Saudara Kita) ~ Pembahasan Hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.
Kita lanjutkan kajian kita.
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا فِي قِصَّةِ بَرِيرَةَ وَزَوْجِهَا ، قَالَ : قَالَ لَهَا النَّبِيُّ ﷺ : ❲ لَوْ رَاجَعْتِهِ؟! ❳ ، قَالَتْ : يَا رَسُولَ اللهِ! تَأْمُرُنِي؟ قَالَ : ❲ إِنَّمَا أَشْفَعُ ❳ ، قَالَتْ : لَا حَاجَةَ لِي فِيهِ . ❊ رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia bercerita mengenai kisah Barirah dan suaminya, "Suatu ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya, 'Barirah, andai saja kamu mau rujuk kepada suamimu.' Barirah pun bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah engkau memerintahkanku?' Beliau menjawab, 'Aku hanya memberi syafaat (sebagai penengah).' Lalu Barirah menegaskan, 'Aku tidak butuh padanya'."(HR. Bukhari)
Ini Barirah adalah seorang budak, yang pada masa perbudakan itu dia dinikahi oleh Mughits. Mughits ini juga budak. Dan alhamdulillah, Barirah akhirnya bebas, jadi orang merdeka.
Ketika dia jadi orang merdeka, dia berhak memilih; dia masih mau dengan suaminya yang budak atau tidak. Karena konsekuensi menikah dengan seorang budak, anaknya jadi budak. Dan Mughits itu cinta sekali kepada Barirah. Sampai bagaimana Mughits diceritakan itu jalan di belakang Barirah, nangis, karena dia masih cinta sama Barirah. Dan Barirah radhiyallahu Ta'ala 'anha sudah enggak cinta lagi sama Mughits.
Akhirnya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kasihan melihat kondisi tersebut. Maka Beliau datang kepada Barirah (memanggil Barirah).
Beliau mengatakan,
❲ لَوْ رَاجَعْتِهِ؟! ❳
Kalau engkau rujuk kepada Mughits..? Kasihan dia.
Jadi kayak orang stres sudah Mughits ini, karena cintanya kepada Barirah, subhanallah, istrinya. Tapi dengan bebasnya Barirah, selesai sudah. Barirah berhak untuk memilih dengan siapa dia hendak menikah. Dia mau tetap dengan suaminya atau dia bercerai dari suaminya.
Hanya Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam ketika memerintahkan ke Barirah, kita lihat, Nabi mengatakan kepada Barirah,
❲ لَوْ رَاجَعْتِهِ؟! ❳
Andai saja kamu mau rujuk kepada suamimu?!
Maka Barirah bertanya kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam,
يَا رَسُولَ اللهِ! تَأْمُرُنِي؟
Wahai Rasulullah 'Alaihis-shalatu wassalam, apakah engkau memerintahkan aku untuk rujuk kepada dia?
Dia tanya, ini perintah atau apa? Kalau perintah, Barirah tahu sebagai seorang yang beriman.
{ وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗوَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًاۗ }
Enggak ada pilihan buat orang yang beriman (laki-laki atau wanita), kalau sudah ada keputusan dari Allah dengan sebuah perintah, lalu mereka hendak memilih, enggak ada pilihan.
Maka buat kaum muslimin, ketika ada perintah dari Allah dan Rasul-Nya, jangan banyak bertanya. Amalkan, kerjakan!
Subhanallah.
Maka Barirah bertanya, kalau ini perintah, maka Barirah akan mengatakan, Sami'na wa atha'na. Itulah slogan seorang mukmin.
Tapi kalau ternyata ini bukan perintah, artinya Barirah ada celah untuk memilih. Maka Barirah bertanya,
تَأْمُرُنِي يَا رَسُولَ اللهِ ؟
Apakah ini perintah dari engkau buat aku, Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam, untuk rujuk?
قَالَ ❲ إِنَّمَا أَنَا أَشْفَعُ ❳
Enggak. Aku hanya mau memberikan syafaat saja buat Mughits. Kalau perintah, enggak!
قَالَتْ : لَا حَاجَةَ لِي فِيهِ.
Kata Barirah, "Aku enggak perlu sama Mughits, enggak ada hajat aku sama Mughits."
Subhanallah.
Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam pernah berkata kepada pamannya, Abbas radhiyallahu 'anhu.
❲ يَا عَمِّيْ ❳
Wahai Paman!
❲ أَلَا تَعْجَبْ مِنْ بُغْضِ بَرِيْرَةَ مُغِيْثَا وَحُبِّهِ لَهَا؟ ❳
( ألَا تَعْجَبُ مِن حُبِّ مُغِيثٍ بَرِيرَةَ، ومِنْ بُغْضِ بَرِيرَةَ مُغِيثًا )
Wahai Paman, apa engkau enggak heran melihat bagaimana kecintaan Mughits kepada Barirah yang berbalik dengan kebencian Barirah kepada Mughits?
Artinya gayung tidak bersambut, Jamaah. Itu terjadi kadang kala, ada orang yang memang enggak bisa mencintai suaminya. Enggak bisa dia cintai suaminya!
Maka kadang kala, perempuan yang tidak bisa mencintai suaminya, kemudian sampai kepada puncak di mana dia tidak bisa melayani suaminya, maka dia boleh gugat cerai di sini.
Dan tugas kita ketika melihat kondisi seperti itu, kita boleh kasih syafaat. Artinya pertolongan sekadar, ya.. kita menjadi lobi ya, mediator. Hanya itu yang bisa kita lakukan. Ini bab-nya syafaat.
Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kelak akan memberikan syafaat kepada umatnya, syafaat untuk seluruh umat manusia, yang disebut dengan asy Syafa'atul al 'Udzma.
Ketika manusia di Padang Mahsyar, hidup tidak menentu. Allah belum menegakkan pengadilan buat mereka. Mereka masih pada masa tahanan. Dan kita tahu orang yang dalam tahanan itu menanti kapan akan disidang. Itu benar-benar masa yang sangat sulit dan mereka meminta syafaat kepada para nabi. Yang bisa memberikan syafaat hanyalah Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam.
Dan kita kalau enggak mampu memberikan syafaat, ya kita minta maaf. Artinya ini anjuran dari Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Yang punya nama, yang punya kenalan, hendaklah memberi bantuan atau pertolongan kepada saudaranya. Semoga dengannya dia akan mendapatkan pahala. Tapi berhati-hati! Jangan sampai syafaat yang engkau berikan malah mengantarkan kepada dosa.
Barakallahu fiikum.
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment