📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-591
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 RABU 25 Muharram 1446 H 31 Juli 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1Pfq9Y7bLyE4slIOiGWWlUjWE0QNP_X3h/view?usp=sharingAudio ke-328: Bab 27 Mengagungkan Kehormatan Kaum Muslimin dan Penjelasan tentang Hak-Hak Mereka serta Kasih Sayang terhadap Mereka ~ Pembahasan Hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.
Kita masuk ke hadits yang selanjutnya.
وَعَنْهَا رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ : نَهَاهُمُ النَّبِيُّ ﷺ عَنِ الْوِصَالِ ؛ رَحْمَةً لَهُمْ ، فَقَالُوْا : إنَّكَ تُوَاصِلُ؟ قَالَ : ❲ إنِّي لَسْتُ كَهَيْئَتِكُمْ ؛ إِنِّي أَبِيتُ ؛ يُطْعِمُنِي رَبِّي وَيَسْقِيْنِيْ ❳ . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dan dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia bercerita, "Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam melarang umat Islam berpuasa wishal sebagai bentuk kasih sayang kepada mereka. Mereka para sahabat bertanya, 'Bukankah engkau berpuasa wishal, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Keadaanku tidaklah sama seperti kalian. Sesungguhnya aku bermalam dalam keadaan diberi makan dan minum oleh Rabbku'." (Muttafaqun 'alaih)
Wishal ( الْوِصَالِ ), puasa wishal, adalah puasa 24 jam, puasa sehari semalam.
Kita tahu puasa itu dari terbitnya fajar. Menahan diri dari makan dan haus dan syahwat kita (dari makan dan minum dan syahwat kita) dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari.
Sedangkan wishal adalah berpuasa dari terbitnya fajar sampai terbitnya fajar. Kadang kala bersambung sampai hari selanjutnya; dua malam dua siang berturut-turut, bisa berlanjut sampai tiga hari tiga malam puasa.
Dari tadi, umpamanya hari ini, hari ini hari Selasa, ana puasa dari tadi, nanti Maghrib ana enggak berbuka, Maghrib besok ana enggak berbuka, enggak ada sahur. Sudah, sahurnya yang tadi itu. Selasa puasa, Rabu puasa, Kamis, bisa jadi berbukanya malam Jum'at. Ketika matahari tenggelam di hari Kamis, baru ketika itu berbuka. Ini disebut dengan puasa wishal (puasa yang bersambung).
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melarang para sahabatnya untuk berpuasa wishal. Kenapa? Karena kasihan sama mereka.
فَقَالُوْا : اِنَّكَ تُوَاصِلَ
Lalu mereka mengatakan, Yaa Rasulullah, engkau sendiri puasa wishal.
Artinya para sahabat tahu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam melarang mereka itu karena kasihan sama mereka, bukan karena apa. Maka mereka mengatakan, Yaa Rasulullah, engkau sendiri puasa wishal, kenapa kami enggak boleh?
Lalu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menyebutkan sebabnya.
❲ إِنِّيْ لَسْتُ كَهَيْئَتِكُمْ ❳
Aku enggak sama dengan kalian. Aku tuh bermalam enggak makan, enggak minum, tapi aku mendapatkan makan dan minum dari Rabbku. Kalian enggak seperti aku.
Ahibbaty fillah.
Akhirnya Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam menyambung puasanya, dan para sahabat akhirnya mau ikut Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Nabi pun akhirnya membolehkan mereka untuk wishal. Itu mungkin dua/tiga malam sebelum Syawal. Ternyata setelah itu muncul hilal Syawal dan mereka berbuka. Dan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam ingin mengajarkan para sahabatnya. Kalau umpamanya sampai bulannya 30 hari, Nabi akan terus puasa.
Nabi memberikan penjelasan kepada para sahabat, bahwa alasan Beliau wishal, Beliau berbeda dengan kita. Apa maknanya? Beliau bermalam hari, mendapatkan makan dan minum dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Apakah seperti makan minum kita? Tidak. Kalau ternyata Beliau makan, berarti Beliau enggak wishal; Beliau enggak nyambung puasanya, karena malam hari Beliau makan. Tapi ini makanan rohani, Jamaah.
Kalau kita bicara ada siraman rohani, subhanallah. Ketika seorang sedang sibuk bermunajat sama Allah Subhanahu wa Ta'ala, dia enggak memikirkan makan dan minum. Sebagaimana orang ketika mencintai sesuatu dan mengerjakan sesuatu itu. Kadang kala ada seorang penuntut ilmu, masyaaAllah, dia masuk ke perpustakaan pagi hari, terus dia mencatat, dia nulis sampai malam. Dia lupa sama makan dan minum, padahal dia enggak puasa. Dia lupa dengan makan dan minum karena dia merasa kenyang.
Begitu pula mereka yang berburu dunia. Antum bisa melihat seorang pemburu dunia, yang gila sama kerjaan umpamanya, kadang kala sampai lupa makan, sampai sakit akhirnya dia, kena (sakit) maag. Di depan komputer dia mengerjakan sesuatu; mencatat, mengetik, mungkin laporan keuangan, orang sampai lembur, sampai lupa makan dan minum. Subhanallah.
As-Syaikh bin Utsaimin rahimahullahu Ta'ala bercerita, bahwasanya ada orang kaya ini yang sibuk mengerjakan catatan dia, menghitung uangnya, macam-macam, sampai istrinya itu cemburu. Dan kebetulan mereka punya tetangga yang fakir, sudah berkeluarga juga, hidupnya senang kayaknya. Akhirnya sang istri mengatakan kepada suaminya, istri yang kaya ini ngomong sama suaminya yang kaya raya. Engkau itu kok lupa ama kita Bang?! Engkau enggak lihat tuh tetangga kita yang masyaaAllah, dia punya waktu buat keluarganya, buat istrinya. Akhirnya sang suami tahu, Ooh ya.. Datanglah sang suami ini kepada tetangganya yang miskin. Dia ngobrol sama tetangganya. Bagaimana engkau? Engkau kan miskin nih, engkau perlu kerjaan, engkau perlu, aku boleh kasih engkau (umpamanya) modal untuk berdagang, untuk usaha? Senang yang miskin ini, dikasih akhirnya kerja, usaha, berdagang, berniaga. Sampai akhirnya dia lupa sama keluarganya juga.
Ternyata kesibukan kita dengan sesuatu yang kita cintai, membuat kita tidak peduli dengan makan dan minum, membuat kita tidak peduli sama keluarga kita.
Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, Beliau di malam hari tidak makan dan minum, tapi Beliau sedang sibuk bermunajat kepada Allah, yang itu akan memberikan kekuatan kepada Beliau, sehingga tidak peduli sama makan dan minum.
Akhirnya Rasul Shallallahu 'alahi wasallam membolehkan para sahabatnya untuk wishal. Kata Beliau,
❲ مَنْ كَانَ مُوَاصِلًا ، فَلْيُوَاصِلْ إِلَى السَّحْرِ ❳
"Barang siapa yang mau puasa wishal, boleh sampai sahur."
Jadi puasanya 24 jam. Umpamanya dari jam 05.00 Subuh dia puasa sampai jam 05.00 Subuh lagi. Jadi sebelum jam 05.00 Subuh itu dia sahur, kemudian lanjut lagi.
Inti dari hadits ini adalah tentang kasih sayang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau tidak ingin memberatkan umatnya. Bahkan kalau kita melihat, kita coba meneliti, perintah-perintah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam kepada umatnya, semua ringan, enggak ada yang berat.
Bahkan agama ini secara umum, kata Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam,
❲ إِنَّ هَذَالدِّينَ يُسْرٌ ❳
"Sesungguhnya agama ini mudah."
Dan Allah 'Azza wa Jalla mengatakan,
{ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ }
"Allah tidak menjadikan di agama ini sesuatu yang memberatkan kalian."
(QS. Al-Hajj: 78)
Kalau ada orang merasa berat dengan agamanya, berarti masalahnya di dia, karena aturan yang mudah. Hanya masalahnya ada di dirimu.
Ada orang yang berat melaksanakan shalat lima waktu. Masalahnya engkau enggak khusyuk dan tidak menikmati.
Allah mengatakan,
{ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ }
"Sesungguhnya shalat itu sesuatu yang berat, kecuali buat orang-orang yang khusyuk."(QS. Al-Baqarah: 45)
Terkadang ana merasa shalat itu begitu ringannya. Tapi terkadang kok enggak selesai-selesai shalatnya imamnya ini. Masalahnya bukan di imamnya, masalahnya di kita, yang kita sedang tidak hadir dalam ibadah kita.
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment