F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-110: Bab 07 Yakin dan Tawakal ~ Pembahasan Surah Ali Imran Ayat 159

Audio ke-110: Bab 07 Yakin dan Tawakal ~ Pembahasan Surah Ali Imran Ayat 159
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-343
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 JUM'AT 18 Dzulhijjah 1444 H / 07 Juli 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1oneoBieCNY4dB7kEKGhRBdxpjCibd06r/view?usp=sharing

💽 Audio ke-110: Bab 07 Yakin dan Tawakal ~ Pembahasan Surah Ali Imran Ayat 159


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Ahibbaty fillah.
Kita telah mengkaji bab-bab sebelumnya; Bab Taubat, Bab Kejujuran, Bab Murakabah, Bab Takwa. Kemudian kita sampai ke sebuah bab yaitu بَابُ الْيَقِيْنِ وَالتَّوَكُّلِ (Babul Yaqiin wat-Tawakkul) bab tentang yakin dan tawakal.

Al-Imam an-Nawawi rahimahullahu Ta'ala dalam Babul Yaqiin wat-Tawakkul, beliau menyebutkan beberapa ayat yang cukup banyak. Kita akan membaca ayat-ayat yang sebagian ayat ini adalah peristiwa yang pernah menimpa para sahabat Nabi, sehingga kita bisa melihat bagaimana sikap seorang yang yakin dan bagaimana orang yang keimanannya lemah, atau dia munafik.

Thayyib.
Ayat yang selanjutnya, di surat Ali Imran ayat 159.

{ فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ }
"Maka disebabkan rahmat Allah-lah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah mencintai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya."
MasyaaAllah, Jamaah.
Ini Allah mengatakan kepada nabi-Nya bagaimana akhlak Beliau. Allah mengatakan,

{ فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ }

Kelembutan Nabi kepada kaumnya itu adalah atas dasar rahmat Allah, kasih sayang Allah. Andai kata Nabi kasar, keras hatinya, orang akan kabur. Ini pelajaran buat kita nih, buat teman-teman yang baru ngaji, yang kadang kala penampilannya berubah, akhlaknya pun berubah. Jadi orang yang sok.

Di sini Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam diperintahkan untuk berlemah lembut dengan mereka.

{ فَاعْفُ عَنْهُمْ }

Sikap pertama yang harus diambil adalah memaafkan mereka.

{ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ }

Naik, bukan hanya memaafkan, tapi berdoa buat mereka, memohon kepada Allah agar mereka diampuni dosa-dosanya.

{ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ }

Diangkat derajat mereka, diajak musyawarah; diorangkan mereka (diajak musyawarah).

Kemudian,

{ فَاِذَا عَزَمْتَ }

Kalau engkau sudah bertekad, sudah bulat, setelah musyawarah, maka serahkan sama Allah.

Maka Jamaah, tawakal ini tidak bertentangan dengan beramal, dengan usaha, bahkan dengan merencanakan, bahkan dengan musyawarah. Enggak bertentangan dengan hal itu.

Pemandangan yang sangat picik ketika seorang bertawakal kemudian dia enggak musyawarah, enggak ada usaha, enggak ada belajar, enggak ada hati-hati, tidak ada perencanaan yang matang, udah tawakkal 'alallah تَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ.

Di sini disebutkan [ فَاِذَا عَزَمْتَ ]. Kalau engkau sudah bulat tekadmu, setelah ada usaha, ya sudah. Ketika mau melaksanakannya: { فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ }. Serahkan sama Allah Jalla Jalaluh.

{ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ }
"Allah cinta kepada orang-orang yang bertawakal."
Di sini pujian buat orang-orang yang tawakal. Jangan dipandang orang yang bertawakal itu orang yang lemah. Enggak! Orang yang bertawakal ini orang yang kuat. Kenapa? Karena dicintai oleh Allah Jalla Jalaluh. Asalkan tawakalnya benar. Karena ada orang yang mengatakan tawakal, ternyata dia bukan tawakal.

Seperti seorang alim ulama, Imam Ahmad kalau enggak salah, atau Imam yang lain, yang ditanya tentang seorang yang hendak berangkat haji tapi enggak bawa bekal. Berangkat haji enggak bawa bekal. Apa kata Imam? Boleh. Mereka tidak bawa bekal dengan dalih mereka bertawakal sama Allah Jalla Jalaluh.

Katanya, Boleh engkau melakukan haji enggak bawa bekal, tapi syaratnya satu: Enggak boleh bergabung dengan kafilah. Berangkat sendirian!

Kata mereka, Ya, enggak mungkinlah!

Kalau gitu kalian bertawakal kepada kafilah tersebut, tidak bertawakal kepada Allah. Kalian menyandarkan diri kan di kafilah ini? Ada makanan, kita bisa minta.

Maka (itu) enggak benar. Tawakal yang benar: Usaha. Karena arti tawakal ini, Jamaah, "yakin dan berserah diri". Selesai.

Adapun beramal, berencana, musyawarah, itu di perintah lain, yang kita diperintahkan untuk mengambil tindakan-tindakan tersebut dan sama sekali tidak bertentangan dengan tawakal seorang hamba.

Maka di sini Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam diperintahkan untuk bertawakal dan dikasih tahu sama Allah kalau Allah cinta kepada orang-orang yang bertawakal. Dan Jamaah, orang yang tawakal hidupnya damai.

Orang kalau punya keyakinan dan menyandarkan diri sama Allah, hidupnya akan damai, tenteram, apa pun yang terjadi. Karena sejatinya, hari-hari esok itu menyimpan rahasia takdir kita yang kita enggak tahu apa yang bakal terjadi.

Tahu-tahu ya, ada orang tua yang dapat surat panggilan kalau anaknya di pesantren dikeluarkan. Dikeluarkan dari pesantren. Enggak pernah ada dalam bayangan orang tua, anak ini bakal di-DO dari pesantren. Tapi itu terjadi. Lalu apa yang dilakukan orang tua ketika dia yakin kalau semua sudah Allah tentukan, kemudian dia sudah serahkan, sudah titipkan anaknya sama Allah? Ya sudah.. Dia mengatakan, Ya sudah kalau seperti ini, mudah-mudahan ada hikmahnya.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+